Kamis, 27 Juli 2017 17:48 WIB
JAKARTA,Tigapilarnews.com - Kasubdit Penyidikan dan Penindakan Kemenkominfo, Teguh Afriadi menceritakan temuan-temuan komunikasi teroris dalam aplikasi Telegram. Hal itu disampaikannya, dalam seminar bertajuk 'Perkawinan Terorisme dan Cyber' di Institut Perbanas, Jakarta, Kamis (27/7/2017).
"Banyak sekali di Telegram, ada sekitar 54 channel, disitu spesifik kita diajarkan bagaimana merakit bom, bagaimana kita serang target, semua lengkap," ungkap Teguh.
Bahkan, dilanjutkan Teguh, dalam Telegram para pelaku teror menyebar daftar nama pejabat negara yang dijadikan target penyerangan.
"Bagi pelaku lone wolf, disana ada daftar nama pegawai lengkap siapa yang jadi targetnya, foto-fotonya, kemudian ada juga panduan bagaimana mereka potong kepala orang, menyeramkan," jelasnnya.
Teguh sendiri mengungkapkan, Ia bersama teamnya sempat menerima ancaman dari akun tidak dikenal usai resmi memblokir Telegram pada Jumat (14/7/2017) lalu.
"Dua hari setelah itu, mereka (teroris) marah, Kominfo disebut ikut bagian dari thogut halal darahnya, ini ancaman, ini resikonya keluarga kami," tambahnya.
"Jujur kami tidur saja tidak nyenyak, kalau disuruh milih saya lebih baik jadi PNS biasa," pungkasnya