Senin, 10 Juli 2017 20:01 WIB
TEL AVIV, Tigapilarnews.com - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, Rusia dan Amerika Serikat (AS) harus mempertimbangkan bahwa Israel tidak menginginkan gencatan senjata baru di Suriah.
Ini dikarenakan, Netanyahu menilai gencatan senjata ini memungkinkan Iran meningkatkan kehadiran militernya di barat daya Suriah.
"Israel akan menyambut penghentian permusuhan yang nyata di Suriah. Namun, tidak mengakibatkan konsolidasi pasukan Iran dan milisi pendukungnya di Suriah pada umumnya dan terutama di selatan Suriah," kata Netanyahu, seperti dilansir dari Sputnik, Senin (10/7/2017).
Netanyahu yang berbicara di depan Parlemen Israel mengatakan, ia telah membahas masalah ini selama percakapan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson.
"Keduanya mengatakan kepada saya, bahwa mereka memahami posisi Israel dan akan mempertimbangkan tuntutan kami," ujar Netanyah.
Sebelumnya, Israel juga mengaku tidak ingin Rusia membentuk dan mengawasi zona aman di Suriah. Tel Aviv juga menyatakan penolakan atas keterlibatan Iran dan Turki dalam pembentukan zona tersebut.
Tentangan tersebut disampaikan oleh para pejabat Israel saat melakukan pertemuan dengan sejumlah utusan khusus Amerika Serikat (AS) di Tel Aviv beberapa waktu lalu.
"Israel mengatakan kepada Washington, bahwa kami menentang pasukan Rusia mengawasi apa yang terjadi di zona ini," kata seorang pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim. Pejabat itu menambahkan, pihaknya mungkin akan berubah pikiran jika pasukan AS yang mengawasai zona tersebut, dan bukannya pasukan Rusia. (ist)