Senin, 10 Juli 2017 14:01 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar Polri dapat terus menjaga kesatuan dan persatuan di Tanah Air.
"Polri harus terus menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia, untuk itu polri harus menjaga soliditas internal dan selalu bertindak profesional," kata Presiden di lapangan silang Monas Jakarta, Senin (10/7/2017).
Presiden Joko Widodo menyampaikan hal tersebut saat menjadi Inspektur Upacara peringatan hari Bhayangkara ke-71.
Selain Presiden Joko Widodo, hadir juga Ibu Negara Iriana Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta istri Mufidah Jusuf Kalla, Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, mantan wakil Presiden Try Sutrisno, para pimpinan lembaga tinggi negara, duta besar dan pejabat kepolsian RI.
Presiden juga mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi oleh para anggota Polri.
"Fenomena globalisasi, demokratisasi dan kemajuan teknologi informasi pasti mempengaruhi situasi keamanan dan ketertiban masyarakat seperti meningkatnya kejahatan transnasional, khususnya terorisme yang menjadi benalu bagi persatuan dan kesatuan bangsa," ujar Presiden, menegaskan.
Kejahatan terorisme juga yang menelan korban masyarakat yang tidak berdosa serta anggota kepolisian.
"Terorisme telah menelan korban tidak berdosa, termasuk anak balita, anak-anak kita. Terorisme juga telah memakan korban insan-insan Polri seperti kasus ledakan bom yang terjadi di Sarinah dan di Kampung Melayu," tambah Presiden.
Selain terorisme, Presiden Joko Widodo juga menyebutkan sejumlah tantangan lain seperti perdagangan narkoba, perdagangan manusia, penyeludupan senjata dan kejahatan siber yang merusak masa depan bangsa Indonesia.
"Sehingga mereka harus dikejar dan dihancurkan. Selain itu, potensi konflik horizontal dan vertikal dan isu-isu primordial seperti masalah suku, agama dan ras dan keturunan juga akan meningkat, sehingga Polri perlu melaksanakan langkah-langkah antisipasi dini sehingga kantibmas tetap stabil dan energi bangsa tidak habis untuk hal-hal produktif seperti ujaran kebencian, fitnah dan provokasi," tutur Presiden, menjelaskan.
Selanjutnya, Presiden juga meminta agar Polri mempersiapkan diri untuk mengamankan pilkada serentak 2018 serta pemilihan legislatif dan pemilihan presiden (pilpres) serentak pada 2019.
"Agar potensi kerawanan yang ada tidak berkembang menjadi konflik yang luas. Di tengah semua perkembangan itu, di tengah serangan terhadap Polri selama ini, Polri harus tetap menjaga nilai-nilai kebhinekaan yang sudah menjadi kodrat bangsa Indonesia," tegas Presiden.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Polri diselenggarakan di Monas agar masyarakat bisa menyaksikan secara langsung peringatan HUT Polri tersebut.
HUT Polri sebenarnya jatuh pada 1 Juli, baru diperingati pada 10 Juli karena Polri masih melaksanakan Operasi Ramadniya hingga 4 Juli 2017.
Sebanyak 2.408 personel gabungan Polri, TNI, Satpol PP dan Pramuka turut terlibat dalam upacara ini. Rangkaian upacara dimulai dari pemeriksaan pasukan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.
Upacara juga dimeriahkan dengan gelaran tari kolosal yang mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika, atraksi terjun payung dan drum band Polri. Berbagai atraksi tersebut dilakukan oleh gabungan anggota Brimob, anggota Lantas, Sabhara, serta para penari profesional.
Dalam upacara tersebut, Presiden Joko Widodo menganugerahkan Bintang Bhayangkara Narariya kepada empat polisi terpilih.