Selasa, 13 Juni 2017 15:01 WIB
JAKARTA, Tigapialrnews.com - Kasus perampokan menggunakan senjata api (senpi) belakangan sering terjadi. Komisi III DPR pun meminta kepolisian lebih tegas dalam hal kepemilikan senpi.
"Harus ditarik semua senpi ilegal dan pemilik senpi legal harus diperketat izinnya," kata Wakil Ketua Komisi III DPR Benny K Harman saat dihubungi, Selasa (13/6/2017).
Komisi III DPR merupakan mitra kerja kepolisian. Sebagai mitra, Benny meminta polisi segera menarik senjata api ilegal di kalangan masyarakat.
Selain itu, Benny menyoroti aksi kejahatan belakangan kerap terjadi. Dia mengatakan perampokan terjadi karena ada semacam kesenjangan di masyarakat.
"Perampokan adalah ekspresi sekelompok masyarakat yang tidak puas terhadap keadaan, lalu ambil jalan pintas. Saya berpandangan radikalisme, perampokan, dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya adalah ekspresi ketidakpuasan sekelompok masyarakat atas ketidakadilan dan kian melebarnya kesenjangan antarkelompok di dalam masyarakat kita," sebutnya.
Politikus Demokrat meminta polisi menggencarkan langkah pencegahan terkait perampokan dengan senjata api ini. Namun kesenjangan sosial perlu ditangani juga.
"Selain langkah represif, diperlukan langkah responsif atas kesenjangan sosial yang kian menganga di masyarakat kita," cetusnya.
Aksi kejahatan menggunakan senjata api menewaskan Davidson Tantono di SPBU Daan Mogot, yang merupakan pimpinan sebuah koperasi. Davidson ditembak perampok yang merampas uang Rp 300 juta yang baru ditarik dari bank pada Jumat (9/6/2017) lalu.
Yang terbaru, aksi pencurian motor dengan senjata api terjadi di rumah Italia Chandra Kirana Putri di kawasan Karawaci, Tangerang, pada pukul 13.40 WIB. Korban saat itu mengejar pelaku berlari keluar dari rumah ketika aksinya dipergoki.
Italia mengejar pelaku sambil melempar sapu ke arah pelaku sudah di luar rumah. Korban sempat kembali ke dalam rumah dan keluar sambil melempar lagi sapu lidi kedua, hingga akhirnya pelaku mengeluarkan senpi dan menembaknya.