Sabtu, 10 Juni 2017 08:57 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, meminta Qatar untuk menghentikan pendanaan terorisme karena pihaknya telah mendesak negara-negara Arab untuk mengurangi blokade mereka terhadap Doha.
Ketegangan di kawasan Timur Tengah semakin intensif dengan tawaran Turki untuk mengirim pasukan militer untuk membantu sekutunya.
Trump mengatakan bahwa dia berbicara dengan para pemimpin regional setelah pertemuan baru-baru ini di Riyadh, Arab Saudi. Hasilnya, dia memutuskan sudah waktunya untuk meminta Qatar mengakhiri dukungannya terhadap kelompok-kelompok teroris.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir dan Bahrain memutuskan hubungan dengan Qatar pada awal pekan ini. Hal itu dilakukan karena tuduhan lama bahwa Doha mempunyai hubungan dengan Iran dan memicu ketidakstabilan di wilayah tersebut.
"Qatar sayangnya secara historis merupakan penyandang dana terorisme pada tingkat yang sangat tinggi," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
"Kami punya keputusan untuk dibuat, apakah kita mengambil jalan yang mudah atau apakah kita akhirnya mengambil tindakan yang sulit tapi perlu. Kami harus menghentikan pendanaan terorisme. Saya memutuskan saatnya tiba untuk meminta Qatar untuk mengakhiri pendanaan," tutur Trump seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (10/06/2017).
Sekutu AS di Teluk Arab terus memperketat blokade mereka terhadap Qatar dengan memasukkan puluhan tokoh yang memiliki kaitan dengan negara kecil namun kaya itu ke dalam daftar teroris.
Mengambil posisi yang tampaknya berbeda dari garis keras Trump, Sekretaris Negara Bagian AS, Rex Tillerson menjelaskan pada hari Jumat bahwa dia memperkirakan semua pihak akan mengakhiri krisis.
"Kami menyerukan kerajaan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir untuk memudahkan blokade melawan Qatar," katanya di Washington.
Tillerson mengatakan kepada wartawan di Departemen Luar Negeri bahwa krisis, yang telah mengurangi hubungan transportasi dan perdagangan, telah mulai melukai orang-orang biasa di Qatar, merusak urusan bisnis dan melukai pertempuran AS melawan kelompok militan Islam.
Qatar adalah rumah bagi basis militer A.S. yang vital. Tak lama setelah ucapan Tillerson, Pentagon mengatakan bahwa sementara blokade Qatar tidak mempengaruhi operasi saat ini terhadap Negara Islam, hal itu "menghalangi" kemampuan untuk merencanakan operasi jangka panjang.(exe/ist)