Rabu, 07 Juni 2017 08:26 WIB

Trump Dukung Saudi Terkait Ketegangan dengan Qatar

Editor : Yusuf Ibrahim
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, secara tersirat mendukung Arab Saudi cs terkait dengan ketegangan dengan Qatar.

Saudi, dan lima negara Teluk lainnya memutus hubungan diplomatik dengan Qatar karena diduga mendukung terorisme. 

Trump menuturkan, saat dia melakukan perjalanan ke Timur Tengah bulan lalu, salah satu yang dibahas adalah mengenai penghentian pendanaan terhadap kelompok radikal.

Saat itu, lanjut Trump semua pemimpin negara Arab menunjuk Qatar sebagai negara yang mendukung kelompok radikal.

"Selama perjalanan saya baru-baru ini ke Timur Tengah, saya menyatakan bahwa tidak akan ada lagi pendanaan Ideologi Radikal. Pemimpin menunjuk Qatar - lihat!," kata Trump, seperti dilansir Independent pada Selasa (6/6).

Qatar sendiri memang telah lama mendapat kritikan dari negara Teluk atas dugaan dukungannya terhadap kelompok Islamis, seperti Ikhwanul Muslimin yang telah dilarang oleh Arab Saudi, UEA dan Mesir. Pemerintah Mesir bahkan menyatakan Ikhanul Muslimin sebagai organisasi teroris.

Arab Saudi, dalam sebuah pernyataan pada Senin, juga menuduh Qatar bekerja sama dengan milisi yang didukung Iran di wilayah Qiyan timur yang didominasi warga Syiah, dan juga di wilayah Bahrain. Namun, Qatar telah menyangkal tuduhan itu. 

Tak hanya itu, Qatar juga sudah lama dituduh mendanai kelompok ekstremis oleh negara-negara tetangganya dan para pejabat Barat. Namun, Doha lagi-lagi menyangkalnya. 

Ketegangan meningkat saat seorang hacker  meretas situs kantor berita pemerintah Qatar, QNA (Qatar News Agency). Kantor berita itu tiba-tiba menerbitkan pernyataan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani yang berisi komentar negatif tentang Arab Saudi.

Emir Qatar menegaskan, kantor berita itu diretas hacker dan berita yang muncul adalah berita palsu atau fake news. 

Tapi, Saudi dan para sekutu Arab-nya terlanjur marah. Sebagian dari mereka membalas dengan melarang media ternama Qatar, Al Jazeera. Alasannya, media itu dianggap melakukan hasutan di kawasan Timur Tengah.(exe/ist)


0 Komentar