Rabu, 31 Mei 2017 19:20 WIB

Mercusuar Zaman Belanda di Pelabuhan Muara Baru Tak Terawat

Reporter : Ryan Suryadi Editor : Hendrik Simorangkir
Mercusuar Pelabuhan Muara Baru di Penjaringan, Jakarta Utara. (Foto: Ryan Suryadi)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Sebuah mercusuar yang dibangun di zaman Belanda pada sekitar tahun 1860-an, masih nampak kokoh berdiri di kawasan Pelabuhan Nizam Zachman Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. 

Beberapa karyawan pabrik ikan dan pelelangan ikan yang pernah menaikinya, mengaku takjub saat memandang laut lepas dari atas menara bercat putih tersebut.

Dari pantauan, saat melintas di Jalan Cumi Raya, nampak sebuah menara putih itu berdiri tegak. Namun bila memandang dari kejauhan, menara tersebut hanyalah menara biasa.

Di dekat menara itu, juga ada semacam kolam dengan air yang cukup keruh. Jika menuju ke menara tersebut, perlu melintasi bebatuan itu lalu bertemu dengan empat-lima anak tangga kecil dekat pintu masuk menara.

Sebuah terowongan berukuran kecil, nampak di bagian bawah menara. Didalam menara mercusuar memiliki ruang lebar sekitar 50 sentimeter dan panjang pijakan kaki anak tangga sekitar 45 sentimeter. Di dalam menara itu, terpantau hanya memuat satu orang agar bisa masuk ke dalam dan naik ke tangga tersebut.

Cat Mercusuar Pelabuhan Muara Baru Mulai Terkelupas

Di dalam menara mercusuar tersebut terdapat 100 lebih anak tangga yang harus di pijak agar bisa mencapai puncak menara. Kemudian di dinding menara tersebut terdapat jendela berbentuk bulat. 

Ketika melewati pintu, pengunjung atau dapat melihat bebas sekeliling kawasan Pelabuhan Nizam Zachman Muara Baru, yakni pabrik-pabrik ikan, deretan kapal nelayan ikan, dan juga aktifitas warga dan nelayan. Kemudian pemandangan hamparan lautan Jakarta juga bisa di nikmati dari mercusuar tersebut. 

Pagar pengaman di puncak menara itu terlihat berkarat dan tidak terawat. Selain area berdiri di puncak menara itu semakin sempit, terpantau ada anak tangga menuju paling atas menara tersebut.

"Saya pernah naik ke sana. Nakun yang ingin ke sana harus izin dulu ke Pengelola Pompa Air Muara Baru yang jaga. Karena menaranya itu berdiri di pekarangan rumah Pompa Muara Baru. Ketika itu, saya izin untuk berfoto-foto sore sendirian di atas menara. Saya pun naik ke puncak menara itu sore-sore. Saat itu matahari mau terbenam," ungkap Udin (38) sebagai pegawai pabrik ikan di Pelabuhan Muara Baru tersebut, Rabu (31/5/2017).

Sementara itu, Bowo selaku operator Rumah Pompa Muara Baru mengakui, dirinya hanya turut serta menjaga rumah pompa dan mercusuar tersebut. Tetapi ia sama sekali tak begitu paham akan sejarah menara tersebut.

"Tugas saya hanya menjaga. Kalau masalah kelolanya menara mercusuar ini bukan menjadi tanggung jawab saya, tetapi itu tanggung jawab pihak Kementrian Perhubungan Laut. Di sini saya bukan yang merawat menara itu," pungkas Bowo. 


0 Komentar