Selasa, 16 Mei 2017 22:36 WIB

Hutang Luar Negeri Naik 2,9 Persen

Editor : Yusuf Ibrahim
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Menurut statistik Bank Indonesia, utang luar negeri Indonesia naik 2,9 persen secara tahunan menjadi 326,3 miliar dolar AS pada akhir triwulan I 2017, karena pertumbuhan penarikan utang swasta lebih cepat jika dibandingkan triwulan IV 2016.

Dengan jumlah utang asing tersebut, maka rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 34 persen atau stabil dibandingkan triwulan IV 2016, kata pejabat Bank Indonesia tentang Statistik Utang Luar Negeri triwulan I 2017 di Jakarta, Selasa (16/05/2017).

"Peningkatan ULN tersebut dipengaruhi oleh lebih kecilnya kontraksi pertumbuhan ULN swasta pada triwulan I 2017 dibandingkan triwulan sebelumnya," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara.

Jika dibandingkan periode sama tahun lalu, rasio ULN terhadap PDB turun tiga persen, karena triwulan I 2016 sebesar 37 persen.

Bank Sentral mencatat pertumbuhan ULN swasta memang masih negatif pada triwulan I 2017, yakni -3,6 persen (yoy) menjadi 159,9 miliar dolar AS atau 49 persen dari total ULN.

Namun pertumbuhan utang swasta lebih tinggi dibandingkan triwulan IV di 2016, karena pada triwulan IV 2016, pertumbuhan ULN swasta mencapai -5,5 persen.

Sementara utang pemerintah di triwulan I 2017 hanya naik 10 persen, atau lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2016 yang tumbuh 11 persen. Utang pemerintah hingga akhir Maret 2017 tercatat sebesar 166,5 miliar dolar AS atau 51 persen dari total ULN.

"Posisi ULN swasta pada akhir triwulan I 2017 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,5 persen," kata Tirta.

Selain dari debiturnya, ULN berdasarkan jangka waktu pengambilan menunjukkan posisi ULN jangka panjang mendominasi ULN Indonesia dengan total 282,4 miliar dolar AS atau 86,5 persen dari total ULN, yang berarti tumbuh 1,1 persen (yoy).

Sementara ULN berjangka pendek pada akhir triwulan I 2017 sebesar 43,9 miliar dolar AS atau 13,5 persen dari total ULN, yang berarti tumbuh 16,3 persen (yoy).

Namun terdapat indikator ULN yang naik, karena rasio utang jangka pendek terhadap cadangan devisa naik menjadi 36,1 persen pada triwulan I 2017 dari 35,3 persen pada triwulan IV 2016.

"Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada triwulan I 2017 tetap sehat, namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional. Bank Indonesia terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta," kata Tirta.(exe/ist)


0 Komentar