Sabtu, 13 Mei 2017 07:46 WIB

Kim Jong-un Terancam Dihabisi Pembunuh Bayaran

Editor : Yusuf Ibrahim
Pemimpin Korut, Kim Jong-un. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Duta besar Korea Utara (Korut) untuk Rusia, Kim Hyun-joong, mengungkapkan CIA dan Korea Selatan (Korsel) menyewa seorang pembunuh bayaran untuk membunuh pemimpin Korut, Kim Jong-un.

Mereka membayar seorang warga Korut, Kim, sebesar USD300 ribu atau Rp3,9 miliar untuk memuluskan rencana tersebut.

Namun, Hyun-joong menolak untuk mengungkapkan nama lengkap orang yang gagal menjalankan rencana tersebut. Ia diduga direkrut oleh CIA dan NIS, badan intelijen Korsel, pada bulan Juni 2014. Saat itu, pelaku bekerja di perusahaan penebangan kayu di wilayah Khabarovsk Rusia

Pembunuhan rahasia terhadap pemimpin Korut itu diduga akan dilakukan pada sebuah festival dengan bantuan zat biokimia, semacam zat radioaktif atau racun dalam bentuk nanomaterials. Penggunaan zat ini memungkinkan pelaku membunuh Kim Jong-un tanpa mendekatinya.

"Sekali, mereka (CIA dan dinas intelijen Korsel) menyerahkan orang ini USD 20.000 dua kali dan pemancar penerima satelit," kata duta besar tersebut dalam sebuah konferensi pers di Moskow seperti dikutip dari Sputniknews, Jumat (12/05/2017).

Menurut dia, Kim diancam keluarganya akan dihabisi dan saat kembali ke Pyongyang, dia menerima instruksi dari intelijen Korsel via satelit.

Selama setahun terakhir, Kim dan kontak intelijen AS serta Korsel melakukan empat percakapan, di mana Kim diduga ditawari beberapa metode untuk menyelesaikan tugasnya tersebut.

"Pada paruh kedua tahun 2016, Kim diduga bertugas menciptakan titik kontrol komunikasi ke luar negeri untuk memasok peralatan, bahan, dan uang dengan aman. Untuk tujuan ini, dan juga untuk menyuap kaki tangannya, dia dikirim lagi USD200.000," terang Hyun-joong.

Dalam sebuah pertemuan di kota Dandong di China pada bulan Maret-April 2017, Kim menerima lagi USD50.000 dan pemancar penerima satelit baru. Pada akhir April, persiapan untuk dugaan rencana pembunuhan selesai.

Itu dilakukan atas dasar rahasia untuk mencegah perang di Semenanjung Korea. Menurut duta besar Korut, secara total, Kim menerima lebih dari 80 pesan dari dinas intelijen Korsel.

Dia berjanji untuk menemukan dan tanpa ampun menghancurkan dugaan aksi teror dari CIA dan NIS yang berani "mengangkat tangannya" ke pejabat tinggi Korut.

Sementara itu, Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan pada hari Jumat bahwa dinas intelijen Korut diduga telah mendapatkan identitas tersangka utama yang mereka klaim berada di balik rencana serangan terhadap pemimpin negara Kim Jong-un, termasuk kepala NIS, Lee Byung-ho.

Menurut surat kabar tersebut, Pyongyang telah menunjuk dua perwira intelijen Korsel lainnya serta Xu Guanghai dari perusahaan Qingdao Nazca Trade sebagai tersangka dan menuntut ekstradisi mereka dari negara mana mereka berada saat ini.

Pyongyang dilaporkan menekankan bahwa para tersangka akan diselidiki berdasarkan undang-undang Korut, terlepas dari kewarganegaraan mereka.(exe/ist)


0 Komentar