Selasa, 09 Mei 2017 18:55 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (9/5/2017), bergerak melemah sebesar 37 poin menjadi Rp13.332, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.295 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta mengatakan, kombinasi antara meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank Amerika Serikat (Fed Fund Rate) yang ditargetkan pada Juni 2017 mendatang mulai mengembalikan kekuatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah.
"Ketua The Fed Janet Yellen yang 'hawkish' telah mendorong probabilitas kenaikan suku bunga AS," kata Rangga.
Ia menambahkan, harga komoditas yang secara umum menurun juga masih memberikan sentimen negatif ke domestik, sehingga menekan rupiah di tengah penguatan dolar AS di pasar global.
Kendati demikian, lanjutnya, dengan sentimen domestik yang masih baik terlihat dari aliran dana asing yang cukup besar dapat menjaga ketersediaan dolar AS sehingga menahan tekanan bagi rupiah.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova menjelaskan, data cadangan devisa Indonesia yang mengalami peningkatan pada April 2017 akan menjaga rupiah untuk jangka menengah-panjang.
"Pelemahan rupiah saat ini relatif hanya sementara, cadangan devisa yang naik dapat menjadi amunisi bagi Bank Indonesia untuk menjaga fluktuasi rupiah," jelasnya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.317 dibandingkan hari sebelumnya (Senin, 8/5) Rp13.324 per dolar AS.
Sumber: antara