Sabtu, 29 April 2017 20:31 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) merayakan ulang tahunnya yang ke-53.
Dalam kesempatan tersebut, ditandai dengan melakukan penandatangan nota kesepahaman dengan sejumlah instansi. Salah satunya dengan Universitas Budi Luhur (UBL).
UBL menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang ikut dalam penandatangan nota kesepahaman (MoU) tersebut, di kantor Ditjen PAS, Jl Veteran, Jakarta Selatan, Kamis (27/4/2017). Penandatanganan MoU dilakukan oleh Dirjen PAS, I Wayan K. Dusak dengan disaksikan langsung Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly.
Hadir dari UBL, yaitu Rektor Didik Sulistyanto, Deputi Rektor Bidang Akademik, Wendi Usino, Staf Ahli Yayasan Budi Luhur Cakti, Sunten Z. Manurung, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fahlesa Munabari, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM), Rocky Prasetyo Jati, Kepala Prodi Kriminologi, Untung Sumarwan, Sekretaris Prodi Kriminologi, Lucky Nurhadiyanto, Dosen Prodi Hubungan Internasional, Denada Faraswacyen, serta sejumlah staf UBL.
Menurut Didik, kerja sama ini merupakan bentuk apresiasi yang tinggi terhadap UBL. Diharapkan dengan adanya MoU ini, kedua instansi dapat bersinergi dalam berbagai persoalan terkait hukum dan HAM.
“Ditjen PAS itu terbesar (di Kemenkum HAM), artinya banyak pejabat dan stafnya. Lapasnya juga banyak sehingga dibutuhkan bersinergi dengan pihak ketiga. Kalau untuk kita tentu saja fokusnya pada Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ungkapnya.
Kerja sama ini akan berlangsung selama lima tahun. MoU ini merupakan payung hukum untuk kegiatan-kegiatan antara kedua belah pihak. Teknisnya nanti akan dilakukan masing-masing fakultas dalam bentuk perjanjian kerja sama atau Memorandum of Agreement (MoA).
“Ada revitalisasi pola pemasyarakatan karena banyaknya kegiatan melalui lapas-lapas. Nah,ini yang dioptimalkan. Bukan berarti hanya FISIP saja, tapi fakultas lain juga bisa,” katanya.
Didik mencontohkan, kerja sama ini bisa dalam bentuk pemberian pelatihan keterampilan wirausaha kepada para warga binaan di lapas. Sehingga kerja sama ini bisa dilakukan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Apalagi, lanjut Didik, Ditjen PAS mengharapkan dapat meningkatkan kondisi sistem teknologi informasi melalui kerja sama dengan UBL sebagai kampus dengan ikon teknologi informasi yang mumpuni.
“Pak Menteri minta kita bantu dalam bidang teknologi informasi. Otomatis terkait dengan registrasi para warga binaan itu untuk seluruh lapas di Indonesia. Tata kelola Ditjen PAS serta sistemintegrasi seluruh lapas. Karena memang kitakan teknologi informasinya bagus,” ujarnya.
Didik menjelaskan, kerja sama di bidang pendidikan bisa dengan Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip). Para mahasiswa yang bersekolah di Poltekip dengan jenjang diploma ini bisa melanjutkan kuliah di UBL.
“Kan kita sama-sama di Jakarta. Jadi yang ingin melanjutkan kuliahnya bisa keUniversitas Budi Luhur. Bisa ke FISIP Kriminologi atau fakultas-fakultaslainnya,” katanya.
Senada dengan rektor, Staf Ahli Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti, Sunten Z. Manurung juga mengatakan kerja sama merupakan penghargaan terhadap UBL. Dengan begitu, beberapa kegiatan terkait penelitian dan pengabdian kepada masyarakat bisa direalisasikan dengan segera.
“Kerja sama kita ini kan dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Kita bisa mengeksplorapa saja yang harus dilakukan untuk meningkatkan kerja sama ini. Manfaatnya jadi terbuka bagi siapapun, bidang apapun. Bisa kriminologi, teknologi informasi, komunikasi, ekonomi, hubungan internasional, dan lainnya,” tegasnya.(exe/ist)