Selasa, 25 April 2017 17:50 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan mencatat porsi utang pemerintah pusat hingga periode Maret 2017 telah mencapai Rp 3.649,75 triliun atau meningkat dari bulan sebelumnya.
Keterangan pers tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko di Jakarta, Selasa (25/4/2017), mencatat porsi utang Rp 3.649,75 triliun ini terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 2.912,84 triliun (79,8 persen) dan pinjaman sebesar Rp 736,91 triliun (20,2 persen).
Kenaikan porsi utang ini meningkat sekitar Rp 60,63 triliun dari porsi utang pemerintah pusat yang tercatat pada Februari 2017.
Kenaikan sebesar Rp 60,63 triliun ini berasal dari penerbitan SBN (neto) sebesar Rp64,04 triliun dan berkurangnya pinjaman (neto) sebesar Rp 3,41 triliun.
Sedangkan, penambahan utang neto 2017 sampai dengan Maret adalah mencapai Rp138,60 triliun yang berasal dari kenaikan penerbitan SBN sebesar Rp132,23 triliun dan pinjaman sebesar Rp6,37 triliun.
Pembayaran kewajiban utang di Maret 2017 mencapai Rp 84,13 triliun, terdiri dari pembayaran pokok utang yang jatuh tempo sebesar Rp 51,36 triliun dan pembayaran bunga utang sebesar Rp 32,77 triliun.
Indikator risiko utang pada Maret 2017 menunjukkan bahwa rasio utang dengan tingkat bunga mengambang (variable rate) sebesar 12 persen dari total utang.
Sementara itu, dalam hal risiko tingkat nilai tukar, rasio utang dalam mata uang asing terhadap total utang adalah sebesar 42 persen.
Selain itu, Average Time to Maturity (ATM) rata-rata sebesar sembilan tahun, dengan utang jatuh tempo dalam lima tahun sebesar 36,6 persen dari total outstanding.
sumber: antara