Selasa, 18 April 2017 08:27 WIB

Paus Fransiskus Harap Ketegangan Politik dan Sosial Segera Sirna

Editor : Yusuf Ibrahim
Paus Fransiskus. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Paus Fransiskus menyeru para pemimpin dunia mencegah penyebaran konflik dalam pidatonya menyambut Paskah.

Pada musim Paskah kelima di era kepemimpinannya, ketegangan meningkat di Korea Utara (Korut) dan Suriah. Paus mengucapkan pidato misa di depan puluhan ribu orang di Lapangan St Peter yang dijaga ketat. 

Polisi dan tentara mengerahkan lebih banyak mobil serta kendaraan pengamanan dibandingkan biasanya di jalur masuk Vatikan dan beberapa titik di lapangan St Peter yang dihiasi 35.000 bunga dan pohon. Keamanan itu ditingkatkan setelah terjadi serangan menggunakan kendaraan di London dan Stockholm.

Dalam pesan Urbi et Orbi (pada kota dan dunia) yang diucapkan Paus Fransiskus dari balkon tengah Basilica St Peter, Paus memperingatkan dunia yang dicemari konflik dan ketegangan.

“Tuhan berjalan di samping semua orang yang dipaksa meninggalkan tanah air mereka akibat konflik bersenjata, serangan teroris, kelaparan dan rezim yang menindas,” ungkap Paus Fransiskus tanpa menyebut pemerintahan negara tertentu, dikutip kantor berita Reuters.

Paus menambahkan, “Dalam situasi rumit dan sering kali dramatis hari ini di dunia, semoga Tuhan Bangkit memandu langkah-langkah mereka yang bekerja untuk keadilan dan perdamaian. Semoga dia memberi para pemimpin bangsa keberanian yang mereka perlukan untuk mencegah penyebaran konflik dan menghentikan perdagangan senjata.”

Paus Fransiskus juga mengecam ledakan bom di konvoi bus yang membawa para pengungsi Suriah. Ledakan di luar Aleppo itu menewaskan sedikitnya 112 orang.

Paus memohon Tuhan membawa kesembuhan dan perlindungan pada populasi sipil yang disebutnya sebagai martir dan orang-orang Suriah tercinta. Paus menyerukan diakhirinya horor dan kematian di Suriah.

Dia pun berdoa untuk perdamaian di seluruh Timur Tengah, termasuk di Irak dan Yaman. Berbicara di hari paling penting dalam kalender Kristiani itu, Paus menyerukan perdamaian untuk Sudan Selatan, Sudan, Somalia, Republik Demokratik Kongo, dan Ukraina.

Tanpa menyebut Venezuela, Paus berharap ketegangan politik dan sosial di Amerika Latin dapat segera sirna.

“Semoga ada kemungkinan untuk membangun jembatan dialog, dengan terus melanjutkan perang melawan korupsi dan mencari solusi yang tepat dan damai untuk berbagai konflik, demi kemajuan dan kekuatan berbagai lembaga demokrasi dengan penghormatan penuh pada penegakan hukum,” ungkap Paus. Paus kemudian mengalihkan perhatian ke Eropa Timur.

Dia meminta Tuhan datang untuk membantu Ukraina yang masih terbelit konflik dan pertumpahan darah. Dia juga menyoroti gejolak politik dan sosial di Eropa.

“Semoga Tuhan memberkati mereka yang mengalami momen- momen krisis dan kesulitan, khususnya karena tingginya pengangguran, terutama pada para pemuda,” papar Paus.

Hujan terjadi di Roma saat misa digelar, tapi segera berlalu sehingga Francis dapat berkeliling dengan mobil khusus paus untuk menjumpai para peziarah.

Misa ini digelar setelah doa Jumat Agung saat Paus menyoroti penderitaan para migran, para korban rasisme dan penganiayaan di penjuru dunia. Pekan Paskah ini diwarnai serangan bom di dua gereja Koptik di Mesir yang menewaskan 45 orang.

Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim serangan bom tersebut. Misa kemarin juga bertepatan dengan hari ulang tahun pendahulu Francis, Paus Benediktus XVI yang berusia 90 tahun.

Peringatan ulang tahun itu digelar sederhana di tempat Paus Benediktus tinggal di Vatikan. Saudara Benediktus juga turut hadir dalam acara peringatan ulang tahun tersebut.

“Dia akan bertemu saudara kandungnya, Georg, yang akan menjadi hadiah terbaik untuknya,” kata sekretaris pribadi Benediktus, Georg Gaenswein pada media Italia.

Benediktus mundur dari posisi Paus pada 2013. Dia menjadi paus pertama yang mundur dalam 600 tahun terakhir.

Sementara itu, pemeluk Kristen Koptik di Mesir tetap menggelar Misa Paskah dengan pengamanan ketat pada Sabtu (15/4). Pengamanan ditingkatkan setelah serangan bom di gereja tersebut menewaskan puluhan orang beberapa hari lalu.

Di Katedral Saint Mark, Paus Koptik Tawadros II memimpin misa. Para peserta misa sebelumnya harus melalui tiga detektor logam saat polisi dan tentara berjaga di kompleks gereja dan jalanan sekitar gereja.(exe/ist)


0 Komentar