Senin, 10 April 2017 18:31 WIB

Begini Kisah Risma Saat Jadi Korban Penyanderaan

Reporter : Rachmat Kurnia Editor : Danang Fajar
Risma Oktaviani korban penodongan serta penyanderaan saat jumpa pers di RS Persahabatan (Foto: Amet)

JAKARTA,Tigapilarnews.com - Risma Oktaviani (27) menceritakan kisah dramatisnya saat menjadi korban penodongan dan penyanderaan oleh Hermawan (28) didepan Plaza Buaran, Jakarta Timur, Minggu (9/4/2017) pukul 19:00 WIB.

Saat itu Risma dan anaknya Dafa Ibnu Hafiz (2) menaiki angkot T25 dari Stasiun Pondok Kopi, untuk pulang kerumahnya setelah berkunjung dari rumah mertuanya, di daerah Bintara, Bekasi. Didalam angkot T25 Risma mengatakan sudah ada satu penpang berna Isnawati (40).

"Saya naik dari Stasiun Pondok Kopi, pas saya naik itu udah ada penumpang ibu-ibu. Setelah angkot jalan dan sampai di daerah Perumnas Klender, ada laki-laki naik, dia bawa tas ransel yang ditaruh didepan, dan dia duduk disamping saya," kata Risma.

Setelah pelaku duduk disampung Risma, pelaku langsung mengeluarkan pisau dan meminta uang serta hp milik Risma.

"Dia minta uang sama Hp, saya kasih, terus dia minta sama ibu satu lagi (Isnawati), dia juga kasih Hp-nya, cuma pas dimintain uang, dia gak mau, katanya jual aja Hp nya udah dapat uang. Itu ngomongnya lumayan kenceng, kedengeran supir juga," kata Risma.

Mengetahui adanya penodongan, Cikal (32) supir angkot T25 langsung keluar dan melarikan diri di depan Plaza Buaran, Jakarta Timur. 

"Dia tahu ada penodongan, soalnya ibu-ibu (Isnawati) sempat debat sama pelaku. Nah pas di lampu merah dekat Plaza Buaran, mobil berhenti, supir keluar lari, terus ibu-ibu juga lari dan bilang sama warga kalau saya sama dia di todong. Saya pengen lari engga bisa, karena ditarik sama dia (pelaku) duluan," kata Risma.

Mengetahui aksinya telah diketahui oleh warga. Bermodalkan Pisau dapur, Hermawan lantas menyandra Risma dan Dafa didalam angkot T25 jurusan Rawamangun - Pulogadung.

Dalam penyandraan tersebut, pelaku sempat meminta supir mobil angkot T25 untuk menjalankan mobilnya ke daerah  fly over klender.

"Dia minta mobilnya dijalankan ke Fly Over klender, kalau gak mau, dia mengancam akan menggorok leher saya kalau permintaan dia gak dipenuhi. Saya sempat bilang lepasin anak saya, cuma dia bilang kita bakal mati bertiga," katanya.

Namun aksi penyandraan tidak berlangsung lama, sekitar 30 menit, Keepolisian berhasil melumpuhkan pelaku dengan dua kali tembakan.

"Saya denger dua kali tembakan, yang pertama itu seperti tembakan peringatan, nah yang kedua saya gak tau, mengenai pelaku apa tidak, soalnya pas tembakan pertama saya dalam keadaan setengah pingsan," ungkapnya.

Risma menceritakan alasan pelaku nekat melakukan penodongan karena butuh uang untuk makan.

"Dia sempat bilang pas pisau ada di leher saya, dia butuh uang untu mencukupi kebutuhanya, buat makan. Saya gak tau kalau dia mantan napi," katanya.

Akibat kejafdan tersebut Risma mengalami luka sayat ringan dibagian leher dan tangannya. Namun anaknya Difa Ibnu Hafiz mengalami luka cukup serius dibagian punggungnya akibat pisau yang dibawa pelaku.

"Sebenarnya kenanya gak sengaja, pas pelaku dilumpuhkan, anak saya kan digendong sebelah kiri, tiba-tiba ke geser ke sebelah kanan, nah kemungkinan di situ pisau pelaku mengenai dada belakang anak saya," katanya

"Kata dokter, lukanya tidak terlalu serius, dan besok udah bisa pulang,dan dilakukan rawat jalan " ungkap Risma.

Kini adanya insiden tersebut membuat Risma mengalamu trauma, dan tidak berani untuk naik angkot. Risma pun berharap kepada pemerintah atau Dinas terkait dapat mencari cara agar insiden seperti ini tidak terulang kembali.

"Sekarang takut kalau naik angkot. Pengennya saya naik kendaraan umum itu aman," pungkas Risma.


0 Komentar