Jumat, 07 April 2017 15:11 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI) sebuah lembaga swadaya masyarakat yang intens memantau perkembangan sepak bola nasional menuding Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah melanggar konstitusi/UUD 1945. Itu terkait dengan proses naturalisasi pemain keturunan Indonesia asal Belanda, Ezra Wailan untuk bergabung dengan tim nasional U-22 Indonesia.
Ketua Umum MSBI, Sarman L Hakim menilai proses naturalisasi Ezra Wailan terkesan menyalahi aturan sebagaimana tertera dalam Undang-undang No 12 Tahun 2006.
"Dalam proses naturalisasi Ezra Wailan, PSSI telah melakukan pelanggaran secara konstitusi. Prosedur dan tahapannya tidak mengikuti aturan yang berlaku. Dipercepat. Apakah Ezra bisa menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Apakah dia sudah disumpah menjadi warga negara Republik Indonesia," tegas Sarman kepada media di Jakarta.
Selain menyalahi aturan, menurut Sarman, PSSI juga telah melakukan blunder dalam proses naturalisasi Ezra. Pasalnya, Ezra berasal dari negara yang prestasi sepak bolanya sedang hancur.
"Hari ini, sepak bola Belanda sedang hancur sehancur-hancurnya. Ukurannya sederhana, Belanda tidak lolos ke putaran final Piala Eropa 2018. Bahkan Belanda sebagai negara besar yang notabene adalah runner-up Piala Dunia 2010 Afrika Selatan terancam tidak lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia karena lawan Bulgaria saja kalah 2-0," beber Sarman.
"Kalau mau mempertanyakan kenapa Belanda mainnya tidak sebaik sebelumnya karena hilangnya anak Indonesia di timnas Belanda. 2010 ada Giovani van Bronckhorst dari Maluku," imbuh pria yang pernah tiga kali mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI ini.
Sarman menegaskan keputusan PSSI yang mengarahkan naturalisasi ke Belanda salah. Karena terbukti Ezra tidak bisa berkontribusi maksimal kala membela Indonesia melakoni laga uji coba melawan Myanmar. Alhasil tim besutan Luis Milla kalah 1-3 atas Myanmar.
"Terbukti Ezra tidak bisa melawan alam. Kita bisa lihat dalam pertandingan uji coba melawan Myanmar baru-baru ini. Ezra yang baru diturunkan pada 15 menit babak kedua, sudah kehabisan nafas," tutur Sarman.
"Jadi keputusan PSSI menaturalisasi pemain asing dari Belanda salah. Ezra juga tidak punya harapan di Belanda. Makanya dia dilepas," imbuhnya.
Menariknya kata Sarman, pada saat PSSI menaturalisasi Ezra, saat yang sama ada pemain Indonesia yang membela timnas Qatar.
"Nah pertanyaannya hari ini ada pemain Indonesia membela timnas Qatar. Dia membawa nama Indonesia. Harusnya kan dia yang dipanggil. Tetapi Indonesia kan belum siap dengan standar-standar yang berlaku di negara lain. Makanya lebih memilih menaturalisasi Ezra," ucap Sarman.
Lebih lanjut Sarman mengatakan sebagai organisasi yang memiliki mandat dan tanggungjawab sebagai pembina sepak bola, PSSI seharusnya tidak sembarang dalam menaturalisasi pemain.
"Kalau di usia yang belum senior melakukan naturalisasi. Ini bertentangan dengan tujuan dari pembinaan pemain usia muda. Apakah ini model pembinaan yang dilakukan oleh PSSI?" tutupnya.