Rabu, 05 April 2017 23:52 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengutuk serangan senjata kimia di Suriah yang menewaskan puluhan orang.
Trump pun menyalahkan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, tetapi tidak mengatakan respon yang akan diberikannya.
Trump mengatakan serangan di provinsi Idlib Suriah sebagai tindakan tercela dan tidak dapat diabaikan oleh dunia yang beradab. Ia pun kembali berusaha menyalahkan pendahulunya Barack Obama.
"Tindakan keji oleh rezim Bashar al-Assad adalah konsekuensi dari kelemahan dan keraguan administrasi lalu. Presiden Obama pada 2012 mengatakan bahwa ia akan membentuk 'redline' terhadap penggunaan senjata kimia dan kemudian tidak melakukan apa pun," kata Trump dalam sebuah pernyataan, disitat dari Reuters, Rabu (5/4/2017).
Serangan senjata kimia ini datang seminggu setelah sikap pemerintah AS terhadap Assad melunak. Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, dan Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, mengatakan fokus mereka di Suriah adalah untuk menghentikan militan ISIS daripada mendorong Assad untuk meninggalkan kekuasaan.
Seorang pejabat senior pemerintah Trump mengatakan pemerintah sedang mencari opsi kebijakan setelah serangan di Idlib. Tapi pilihan itu sangat terbatas dan pandangan yang diungkapkan oleh Tillerson dan Haley masih dipegang.
"Tidak ada yang berubah dalam hal yang dinamis. Kemampuan kita untuk menyingkirkan dia tidak naik karena dia melakukan sesuatu yang mengerikan," kata pejabat itu.
Meskipun demikian, sifat serangan itu mengagetkan untuk pemerintahan Trump yang masih seumur jagung. "Jika itu seperti apa yang dikatakan, itu jelas merupakan kejahatan perang," kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri, menambahkan bahwa pemerintah masih mengumpulkan informasi.
Sebuah sumber pemerintah AS mengatakan Washington percaya zat kimia sarin digunakan dalam serangan itu dan itu "hampir pasti" dilakukan oleh pasukan yang setia kepada Assad.
"Negara-negara luar Suriah yang mengaku penjamin rezim Assad jelas memiliki banyak jawaban untuk hal ini," kata pejabat Departemen Luar Negeri, mengacu ke Rusia dan Iran, yang telah memberikan dukungan militer untuk Assad.
Meski begitu, militer Suriah membantah telah menggunakan senjata kimia dalam serangan udara di Idlib. Sementara Rusia menyatakan tentara Suriah menyerang gudang senjata yang digunakan para teroris untuk menyimpan senjata kimia dan akan disalurkan ke Irak.(exe/ist)