Rabu, 05 April 2017 00:49 WIB

Utamakan Indonesia, Tan Joe Hok Tetap Bangga Meski Gagal Raih Magister di AS

Editor : Yusuf Ibrahim
Tan Joe Hok (tengah) merangkul dua anggota DPR RI, Sofyan Tan (kiri) dan Asdy Narang. (foto Esa/Tigapilarnews.com)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Kondisi kebugaran pebulutangkis legendaris Indonesia, Tan Joe Hok atau biasa disapa Hendra Kartanegara, nampak masih terjaga dengan baik.

Di usianya yang sudah menginjak 80 tahun, Tan Joe Hok masih terlihat segar. Terlebih, ingatannya juga masih cukup baik. Dengan sangat lancar dan jelas dia menceritakan perjalanan karirnya sebagai atlet yang dimulai sejak usia 19 tahun.

Termasuk, kisah dimana dia harus rela mengorbankan kepentingan pendidikannya karena harus membela Tim Bulu Tangkis Indonesia di ajang Piala Thomas tahun 1961.

"Waktu itu saya sedang mengambil gelar magister di Premedical Major in Chemistry & Biologi di Universitas Baylor, Texas, Amerika. Sudah memasuki tahap akhir. saya bimbang. Hanya tinggal empat jam (sama dengan sistem SKS sekarang), tetapi saya memutuskan  kembali ke Indonesia untuk membela tim bulu tangkis yang sedang berlaga di PialaThomas 1961," ungkap sosok kelahiran Bandung, Jawa Barat, 11 Agustus 1937 tersebut kepada Tigapilarnews.com.

"Kuliah saya akhirnya terbengkalai. Teman-teman kuliah sekarang sudah sudah jadi profesor semua. Tetapi saya tidak pernah menyesalinya. Saya justru bangga karena bisa berbuat yang terbaik untuk Indonesia," tandas putra Indonesia pertama yang menjuarai All England dan medali emas di Asian Games tersebut.

Hampir separuh usianya dihabiskan di arena bulu tangkis. Karena itulah dia tidak pernah bisa 'berpisah' dari olahraga yang telah memberinya peluang untuk mengharumkan nama bangsa di pentas dunia.

Tan Joe Hok bersama dengan Ferry Sonneville, Lie Poo Djian, Tan King Gwan, Njoo Kim Bie, Eddy Jusuf, dan Olich Solihin merupakan perintis Tim Thomas Indonesia yang dikenal sebagai 'tujuh pendekar' bulu tangkis tanah air. Mereka berhasil menjuarai Piala Thomas 1958 setelah menaklukkan juara bertahan Malaysia.

"Kalau untuk main tentu sudah tidak bisa lagi. Apalagi setelah saya menderita cedera pada lutut kanan yang sangat parah. Tetapi saya masih terus mengikuti perkembangan bulu tangkis Indonesia dan dunia. Rutin menonton kalau pertandingan yang disiarkan di televisi," tutur mantan pelatih di Meksiko dan Hong Kong tersebut .(exe)


0 Komentar