Kamis, 27 Desember 2018 14:48 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Dalam kegiatan Seminar dan Lokakarya Ilmiah dalam rangka rancang bangun kelembagaan pendidikan olahraga Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di Bellezza Hotel Jl. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (26/12/2018).
Rencananya dihadiri oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi tapi berhalangan hadir. Akhirnya acara Seminar dan Lokakarya dibuka oleh Ketua Pelaksana, Heru Bramoro, ST. MM.
Acara yang dijuga diikuti diantaranya:
- Utusan 34 Pemerintah Provinsi seluruh Indonesia
- Jajaran Komite Olahraga Indonesia dan Komite Olahraga Nasional Indonesia
- Jajaran Pengurus Besar dan Pengurus Pusat Cabang Olahraga
- Para praktisi dan Pakar Pendidikan Tinggi dan Vokasi
- Para praktisi dan analis keolahragaan
- Para ex. Atlet Olympian
- Para pelatih olahraga yang bersertifikasi internasional
- Pelaku Industri Olahraga Nasional dan Internasional
- Perwakilan BUMN dan Swasta Nasional
- Teman-teman dari Media Olahraga Nasional dan Internasioal
- Selebritas Olahraga
- Dan segenap stakeholder di bidang keolahragaan.
Selanjutnya Heru Bramoro menyampaikan sambutan sekaligus membacakan pesan Menteri Imam Nahrawi sebagai berikut:
"Assalamu’alaikum Wr. Wb
Selamat Malam, Salam Sejahtera
Namo Buddhaya
Om swastiastu
Salam Olahraga, JAYA !!
Alhamdulillah wa syukurillah wa sholatu wa salamu ala rasulillah sayiddina wa maulana Muhammad ibn Abdillah wa ala alihi wa shohbihi wamaw walah, ama ba’du...
Yang saya hormati, Almukarom Komisaris Jenderal Purnawirawan Polisi Drs. KH.
Dalam kesempatan berbahagia ini, mari senantiasa kita awali dengan mensyukuri nikmat serta karunia yang telah dilimpahkan Tuhan Sang Pencipta kepada kita semua. Dan pada malam ini, Izinkan saya mengundang para stakeholders pemangku kepentingan olahraga nasional untuk bersama-sama membentuk sense making kesepemahaman, serta creating knowledge atau penciptaan pengetahuan merevitalisasi pendidikan vokasi, khususnnya bidang ilmu keolahragaan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era abad milenium pada industri 4.0. (four point O industries).
Perlu saya sampaikan kegiatan Seminar dan Lokakarya ini, merupakan bentuk aksi nyata Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk segera menindaklanjuti hasil-hasil keputusan Rapat Terbatas tentang Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Untuk Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi pada tanggal 21 November 2018 di Istana Bogor yang langsung dipimpin oleh Bapak Presiden Ir. H. Joko Widodo. Dan saya meyakini, Insya Allah kita semua yang hadir disini akan bersama-sama menciptakan goresan tinta emas yang akan mengukir sejarah sebagai bagian dari kemajuan dan kejayaan olahraga di Indonesia dengan mempersiapkan pendirian pendidikan vokasi berbasis sport science dan sport Industry sebagai Olympic Studies sekaligus sebagai Olympic Center.
Para Menteri dan Pimpinan Komisi DPR RI yang saya hormati,
Keberhasilan menjadi tuan rumah serta kesuksesan pencapaian prestasi pada Asian Games 2018 memberikan “kode keras” kepada dunia internasional, bahwa Indonesia adalah salah satu negara besar Asia di bidang olahraga. Maka tidak berlebihan jika di forum ini saya nyatakan, bahwa Indonesia sudah siap untuk bersaing dengan raksasa-raksasa olahraga Asia, bahkan Indonesia sudah sangat siap bila dipercaya menjadi tuan rumah Olympiade tahun 2032 sesuai dengan harapan Bapak Presiden Ir. H. Joko Widodo.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa penyelenggaraan Asian Games 2018 lalu telah menghasilkan beberapa legacy besar yang membanggakan bagi bangsa ini, dan satu diantara legacy tersebut adalah: saat ini kita sudah memiliki sports venue bertaraf internasional di Jakarta dan Palembang. Legacy ini harus menjadi magnitude dan daya tarik bagi provinsi-provinsi lain di Indonesia untuk terus bekerja keras membangun sports venue di daerahnya masing-masing, dan yakinlah bahwa saya Menteri Pemuda dan Olahraga beserta Bapak Presiden Joko Widodo berkomitmen untuk mendukung dan bekerjasama dengan segenap Pemerintah Provinsi untuk bisa segera mewujudkannya.
Bagi provinsi-provinsi yang sudah pernah menjadi tuan rumah penyelengara Pekan Olahraga Nasional (PON), saya berpesan ayo terus kembangkan sports venue yang sudah ada untuk bisa berkembang terus dan meningkat menjadi berstandar internasional. Dan khusus untuk Provinsi Papua yang akan menjadi tuan rumah PON 2020, saya harapkan jangan membangun sports venue hanya untuk level kejuaraan nasional, tapi harus bisa dipergunakan untuk event-event kejuaraan internasional, karena tidak tertutup kemungkinan Papua akan dipercaya menjadi tuan rumah Sea Games di masa mendatang. Amin 3x ya robbal alamin....
Para Narasumber yang saya hormati,
Pembangunan sports venue dengan standar internasional di Jakarta dan Palembang membutuhkan investasi yang sangat besar, sehingga pemanfaatannya harus dikelola secara well-performed dengan konsep yang hollistic, serta memiliki forecast yang saya istilahkan sebagai ambigious project untuk kemajuan dan kejayaan olahraga di Indonesia. Pemanfaatan sports venue sudah tidak lagi hanya diperuntukkan sebagai venue penyelengaraan multi events atau single events, dan apabila acara kejuaraan olahraga sudah selesai selanjutnya hanya dikelola sebagai tempat untuk pemusatan latihan (training camp) serta tempat uji coba (tryout) bagi para atlet. Model tata kelola seperti itu harus sudah berubah, karena di era pemerintahan Jokowi-JK semua itu sudah menjadi manejemen yang old-fashioned di masa lalu.
Berbicara tentang keberhasilan Indonesia sebagai tuan rumah serta kesuksesan pencapaian prestasi pada Asian Games 2018, “memaksa” kita harus terus belajar dan berlatih, jika ingin terus eksis menjadi raksasa baru di Asia, karena saya meyakini bahwa: “if we dont LEARN and PRACTISE, we gonna Loose”, ketika kita tidak mau belajar dan berlatih, maka kita akan kalah. Karena di dalam dunia olahraga, sejarah hanya akan mencatat dengan torehan tinta emas untuk para juara dan para pemenang. Untuk itulah, kata kunci atau key success yang perlu digarisbawahi disini adalah “LEARN and PRACTISE”, yaitu belajar dan berlatih.
Peserta Seminar dan Lokakarya yang saya banggakan,
Sebagaimana pemahaman masyarakat kita, bahwa penerapan pendidikan formal keolahragaan di Indonesia selama ini hanya bersifat ilmu kejuruan yang berada di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK). Oleh karena itu, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (science and technology) serta perkembangan epistemologi ilmu keolahragaan kekinian, maka keilmuan di bidang keolahragaan sudah harus memiliki kompetensi-kompetensi baru dan khusus, antara lain seperti: Sport Science and Technology (sport scientech), Sport Industry (include: business and marketing), Sport of Law, Sport Media and Journalist, dan lain-lain.
Bahkan, di negara-negara raksasa olahraga dunia, mereka sudah lama memiliki Olympic Studies Centre (OSC) dengan silabus atau kurikulum yang berjenjang dan sistematis, seperti apa keberadaan dan eksistensi Olympic Studies Centre (OSC) milik mereka? mari kita saksikan bersama video berikut ini:
Lalu, bagaimana dengan negara kita tercinta? Keyakinan dan optimisme kita harus terpatri kuat demi lambang garuda di dada, serta bendera merah putih berkibar di puncak tiang tertinggi yang diiringi national anthem Indonesia Raya. Oleh karena itu, sebagai langkah awal sudah saatnya Indonesia memiliki lembaga pendidikan vokasi di bidang ilmu keolahragaan yang mengacu kepada perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan industri. Indonesia juga harus memiliki lembaga pendidikan vokasi di bidang ilmu keolahragaan yang berisikan para mahasiswa sebagai sumber daya kreatif dan inovatif, lulusan yang melahirkan tenaga-tenaga profesional di bidang olahraga, serta peningkatan mutu dan jumlah penelitian ilmu keolahragaan.
Semua itu harus tetap selaras dengan Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu kewajiban perguruan tinggi untuk menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Karena saya percaya, bahwa start up keberadaan lembaga
pendidikan vokasi di bidang ilmu keolahragaan ini, kelak akan menjadi “unicorn” peningkatan prestasi olahraga kita hingga berjaya di events olympiade.
Para tamu dan undangan yang saya muliakan,
Di sisi lain, kendala klasik yang selalu menjadi momok secara turun temurun dalam proses pembibitan dan pembinaan atlet di Indonesia, adalah jumlah anggaran yang dialokasikan pemerintah jumlahnya sangat terbatas. Kondisi ini seakan dijadikan alasan (reasoning) penghambat peningkatan prestasi olahraga kita.
Salah satu rekomendasi winning strategy dari Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan mengoptimalkan industri olahraga di tanah air. Pemaknaan olahraga sebagai industri itu antara lain:
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, dijelaskan bahwa pengelompokkan besarnya potensi pelaku olahraga dari berbagai ruang lingkup keolahragaan, antara lain:
Ketiganya sama-sama membuka peluang untuk tumbuh berkembangnya sebuah komoditas industri olahraga di dalam kehidupan masyarakat.
Ketiganya sama-sama membuka peluang untuk tumbuh berkembangnya sebuah komoditas industri olahraga di dalam kehidupan masyarakat.
Para Menteri, Pimpinan Komisi DPR RI, dan Narasumber Semiloka yang saya hormati,
Pembangunan industri olahraga diharapkan sekali dapat membantu mengeliminasi persoalan keterbatasan anggaran yang disediakan pemerintah untuk melakukan pembibitan dan pembinaan olahraga di Indonesia. Harapan besar seluruh rakyat Indonesia agar olahraga kita mencapai sukses prestasi di tingkat dunia bukan tanpa alasan, karena dalam kaitannya dengan industri olahraga, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, tinggal bagaimana potensi yang ada dapat dikelola secara optimal sehingga menjadi sebuah produk yang memiliki nilai-nilai ekonomi
Dalam forum ini saya sampaikan, bahwa yang menjadi kekuatan industri olahraga Indonesia antara lain:
Sementara kelemahan industri olahraga Indonesia meliputi:
Sedangkan peluang yang dimiliki untuk mengembangkan industri olahraga Indonesia antara lain:
Untuk tantangan yang dihadapi dalam pengembangan industri olahraga Indonesia, antara lain:
Peserta Seminar dan Lokakarya yang saya banggakan,
Dalam menghadapi persaingan (on competition) industri olahraga baik dalam skala regional maupun internasional, kuantitas populasi usia produktif yang besar tidak cukup. Perlu adanya laverage, yaitu meningkatan daya saing populasi usia produktif tadi sebagai sebuah competitive advantage. Faktor produktifitas, menjadi sangat penting karena produktifitas sangat dipengaruhi kemampuan individu dan dukungan lingkungan kerja yang salah satunya bermuara pada tingkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pelaksanaan dan penguatan program pendidikan tinggi yang memiliki kompetensi-kompetensi baru khususnya di bidang keolahragaan, tentunya akan memiliki posisi dan peran strategis untuk menyediakan lebih banyak tenaga trampil dan profesional (high skill), dengan jaminan kualitas harus sejalan dengan peningkatan kemampuan aksesnya. Kehadiran Pendidikan Olahraga Indonesia berbasis sport science dan sport industry akan melahirkan para Human Resource Champion Indonesia menuju prestasi dunia. Selamat melaksanakan Seminar dan Lokakarya, mari kita saling bahu membahu dan bekerja sama guna mencari rumusan yang terbaik untuk pendirian dan tata kelola Pendidikan Tinggi dengan mengusulkan dan mengawali konsep pendirian Politeknik Olahraga Indonesia – Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai Olympic Studies sekaligus sebagai Olympic Center. Semoga Alllah SWT meridhoi cita-cita besar dan mulia ini. Mohon maaf dan terima kasih.
Salam Olahraga!"
Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thoriq
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Dr (HC). Imam Nahrawi, S,Ag, M.Kp
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia