Selasa, 04 April 2017 00:28 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Cagub DKI Jakarta, Anies Baswedan, melakukan pidato persatuan di The Dharmawangsa Hotel, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (3/4/2017) malam.
Dalam pidatonya, Anies pun berjanji akan menjaga kesatuan bila memimpin Jakarta ini periode 2017-2022. Anies mengatakan, Jakarta ini pusat Indonesia. Sehingga apa saja yang terjadi di Jakarta berpengaruh secara nasional. Maka itu, dia pun berkomitmen menyelamatkan Jakarta, sekaligus Indonesia.
Menurutnya tantangan di Jakarta besar, apalagi saat dia diamanahi sebagai Cagub-Cawagub diusung Gerindra dan PKS, karena dalam menjalankan amanah itu dikerjakan secara gotong royong, maka selama tujuh bulan menjalani amanah dengan blusukan kampanye pun menjadi ringan.
"Di Jakarta ini, ketimpangan sosial terjadi. Warga di kampung-kampung, menempati satu ruangan kecil, diisi 5-7 orang, kamar mandi satu sehingga membuat warga jadi padat mengantri. Jakarta yang menjadi modelitas, justru terjadi ketimpangan," ujarnya.
Anies membeberkan, kemiskinan yang terjadi di Jakarta ini begitu ekstrim dibandingan kemiskinan yang ada di pelosoak Indonesia lainnya. Selain Jakarta, warga miskin masih bersama keluarganya, masih ada sumber daya, sedang Jakarta, sudah miskin juga tanpa keluarga.
Dia pun mempertanyakan, apakah keadilan sosial, khususnya di Jakarta sudah terwujud bila selama ini saja masih terjadi ketimpangan sosial. Maka itu, kehadiranya di Pilgub DKI Jakarta 2017 hendak menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh warga Jakarta.
Mantan Mendikbud itu membeberkan, soal pendidikan di Jakarta masih minim kualitasnya dibandingkan kota lainnya di Indonesia. Warga Jakarta pun kebanyakan tinggal mengontrak, sedang angka pengangguran di Jakarta masih tinggi, 500 ribu warga di Jakarta masih hidup tak karuan karena tak punya kerja.
"Jumlah orang miskin meningkat meski presentasinya turun, ini PR besar bagi kami," tuturnya.
Semua masalah itu, terang Anies, sejatinya bukanlah persoalan baru, tapi problem yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Adapun pemerintah saat ini, fokus pada pembangunan infrastruktur, sedang manusianya tampak dibiarkan begitu saja.
Dia berkomitemen, untuk mengubah Jakarta ini dan membangun dari segi manusianya karena keadilan hanya bisa dirasakan oleh manusianya.
"Bagi kelas menengah, permasalahan itu pada kemacetan, lapangan pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan perumahan. Dan kita undang semua (lapisan masyarakat Jakarta) untuk bersama-sama membereskan persoalan itu. Sebab, yang miskin pun tetap saudara kita."
"Di sinilah persatuan menjadi penting, kita ingin Indonesia bersatu, kita memiliki kebersamaan dan kebinakaan itu fakta, tapi kita tak miliki persatuan. Maka itu, kita harus perjuangkan persatuan dalam kebinekaan," imbuhnya.
Cagub DKI nomor urut tiga itu menjelaskan, Indonesia ini negara yang paling luar biasa dengan kebhinekaannya. Persatuan memang sulit dihadirkan di Jakarta, tapi bisa dilakukan dengan memahami pandangan-pandangan dari semuanya.
Tak kalah penting, praktiknya pun perlu pula dikerjakan dengan membuat ruang publik sebagai alat pemersatu.
Misalnya, dari segi infrastruktur, sarana transportasi publik pun perlu dibangun karena sarana transportasi publik bisa menjadi alat mempersatu masyarakat Jakarta. Masyarakat Jakarta bisa bersama-sama menggunakannya.
"Ke depan, kita siapkan transportasi berintergarasi, bukan hanya memudahkan mobilitas masyarakat tapi juga sarana untuk membangun persatuan di Jakarta," bebernya.
Anies memparkan, saat berbicara kesatuan, maka dibutuhkan sosok pemimpin, dalam hal ini Gubernur dan Wagub yang bisa menjadi fasilitator bagi semua lapisan masyarakat Jakarta ini.
Sosok itu harus mendatangi semua warganya dan menyapanya, bukan hanya untuk memahami permasalahan yang dihadapinya, tapi merangkul dan mencari solusinya yang baik.
"Kami sadar Jakarta jembatan komunikasi antarkelompok, yang terisolasi satu sama lainnya. Jakarta ke depan, butuh fasilitator, maka kami punya keyakinan, bila Gubernur yang bisa memfasilitator kelompok mana saja, Insya Allah Jakarta bisa bersatu," ungkapnya.
Anies lalu menyebutkan pandangannya soal demokrasi. Demokrasi itu memberikan ruang kebebasan berekspresi, orang boleh memilih berdasarkan warna kesamaan warna kulitnya, bahasanya, partainya, dan semacamnya. Tapi, demokrasi tetap menjunjung adanya perbedaan.
Namun faktanya, kata Anies, kini di Jakarta malah terjadinya hal menyimpang karena adanya perbedaan dalam pemikiran. Di Jakarta saat ini, orang yang berbeda pemikiran malah diberikan hukuman. "Kalau ada orang tak sepaham dihukum, hari ini mengalami, saat tak sama pemikirannya," katanya.
Ke depan, dalam hal penegakan aturan hukum, Anies pun akan menempatkan aturan hukum dengan cara yang lebih baik dan bijak sehingga Jakarta menjadi kota yang tertib. Pemikiran tak bisa diatur, tapi negara boleh mengatur tentang cara mengekspresikan pemikirannya tersebut.
Anies menambahkan, sebagai Cagub DKI bersama Cawagub Sandiaga Uno, dia pun fokus akan mengatasi ketimpangan yang terjadi di Jakarta ini.
Sebab, tak mungkin bisa persatuan di Jakarta ini dihadirkan bila masih terjadi ketimpangan diberbagai sektornya itu. Salah satunya, melalui program Oke Oce, yang mana bakal menumbuhkan dan mengembangkan usaha-usaha masyarakat kecil sehingga masyarakat menjadi lebih baik.
"Tak mungkin ada kedamaian tanpa ada kesatuan. Jika terpilih, semua program Jakarta tak hanya berhasil 70% seperti sekarang, tapi menjadi 90 persen. Insya Allah kita akan bawa perubahan. Sebagaimana pesan para kiai dan habib untuk menjaga persatuan dan keadikan untuk warga Jakarta. Insya Allah pesan itu yang akan kita bawa," katanya.(exe/ist)