Minggu, 02 April 2017 10:34 WIB
KENDARI, Tigapilarnews.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta masyarakat tidak menggeneralisasi kejadian tewasnya pelajar SMA Taruna Nusantara dengan beranggapan bahwa kualitas semua sekolah asrama tidak bagus.
"Kejadian itu tidak bisa dipakai untuk memukul rata bahwa sekolah asrama berada dalam kondisi tidak bagus," kata Muhadjir di Kendari, Minggu (2/4/2017).
Muhadjir menjelaskan, kasus tersebut juga tidak bisa dianggap sebagai status darurat pendidikan terkait kejadian kekerasan yang terjadi di tingkat siswa.
"Saya kira itu cukup jauh. Karena kejadian itu baru sekali semenjak 27 tahun sekolah itu berdiri," jelasnya.
Dia mengakui, guru tidak bisa memantau dan mengawas kegiatan anak didik selama 24 jam di asrama.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut mengungkapkan, saat ini program sekolah berasrama, khususnya untuk tingkat SMA, sedang dipersiapkan menjadi program prioritas pemerintah di bidang pendidikan dalam menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul.
Sementara, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad mengatakan, kasus pembunuhan teman seasrama di SMA Taruna Nusantara Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, merupakan kasus yang khusus.
"Ini special case tidak bisa digeneralisasi untuk semua sekolah berasrama," ujar Hamid.
Hamid mengaku kaget ketika mengetahui kabar teman seasrama dibunuh hanya karena persoalan yang sepele.
Sebagai informasi, siswa SMA Taruna Nusantara tewas dibunuh oleh teman seasramanya dengan senjata tajam, Jumat (31/3/2017). Motif pelaku pembunuhan diketahui karena sakit hati kepada korban.
Sumber: antara