Rabu, 29 Maret 2017 16:31 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Ahli Psikologi Sosial yang juga Direktur Pusat Kajian Representasi Sosial Risa Permana Deli menyatakan bahwa kunjungan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ke Kepulauan Seribu dalam rangka kunjungan kerja tidak ditolak oleh masyarakat setempat. Risa pun memberikan analogi dari sebuah rumah soal kedatangan Ahok di Kepulauan Seribu tersebut.
"Yang namanya berpikir secara sosial dalam dalam masyarakat sebetulnya kita bisa bikin analogi dari rumah. Jadi orang Jawa rumahnya Joglo, orang Minang rumahnya Rumah Gadang dan setiap rumah miliki struktur yang berbeda," kata Risa saat memberikan kesaksian dalam sidang ke-16 Ahok di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (29/3/2017).
Ia menjelaskan struktur itu terbangun dari sejarah masyarakat, kebudayaannya, peradabannya, hukum, dan norma adat setempat sehingga ketika masyarakat tinggal di rumah tersebut dia dengan sendirinya mewarisi seluruh cara berpikir dari masyarakat tersebut dan mengaplikasikannya terhadap kehidupan dia sehari-hari.
"Di dalam berpikir secara sosial ketika dia sadar bahwa dalam hal ini saya bercerita tentang masyarakat di Kepulauan Seribu, maka di rumah tersebut sudah ada struktur dan mental yang terbentuk saya tidak tahu mungkin dari sekian abad atau sekian puluh tahun dan struktur mental itu kemungkinan dia mengenali mana yang bisa diterimanya dan mana yang bisa ditolaknya," tuturnya.
Ia mengatakan, apabila ditolak mungkin masyarakat itu akan menaruh orang itu di luar rumah tersebut. Namun, kalau diterima masyarakat akan memasukkan orang itu ke dalam rumah tersebut.
"Saya lihat bahwa sebetulnya masyarakat Kepulauan Seribu tidak pernah meletakan apa yang diucapkan dari kunjungan Ahok sebagai gubernur di luar rumah. Jadi, mereka tidak menolak. Itu kita bisa lihat misalnya pada reaksi ketika meraka bertepuk tangan. Begitu tepuk tengan itu sebetulnya representasi dari konektivitas antara yang disampaikan oleh Ahok sebagai gubernur dengan rakyat di Kepulauan Seribu," ucap Risa.