Rabu, 22 Maret 2017 21:31 WIB

Mensos Khofifah Tingkatkan Ilmu Wartawan soal Penanggulangan Bencana

Editor : Yusuf Ibrahim
Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Kementerian Sosial (Kemensos) melatih puluhan wartawan cetak, elektronik, maupun online untuk penanggulangan bencana di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta pada 22 hingga 23 Maret 2017. 

Para Jurnalis yang dilatih nantinya akan dikukuhkan sebagai Jurnalis Sahabat Taruna Siaga Bencana (JUGANA). 

Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan pelatihan itu tidak lain untuk meningkatkan ilmu pengetahuan para wartawan dalam pemasalahan bencana. 

Dalam pelatihan itu para wartawan dibekali ilmu tentang konsep dan karakteristik bencana, penanganan tanggap darurat bencana dan proses rehabilitasi sosial korban bencana.

"Nanti ada simulasi sekaligus praktik. Jadi tidak cuma teori saja. Peserta akan diajari bagaimana cara mendirikan tenda, dapur umum dan air bersih, juga penyelamatan di air," kata Khofifah.

Khofifah mengungkapkan, Kementerian Sosial aktif membangun sinergitas dengan berbagai komunitas guna membantu masyarakat yang mengalami musibah. 

Sebelumnya, Kemensos juga memberikan pelatihan kepada Banser Ansor Sahabat Tagana, Sahabat Tagana Difabel, Pramuka Sahabat Tagana (PRAGANA), RAPI Sahabat Tagana (RAGANA) dan Mahasiswa Pencinta Alam Siaga Bencana (MAPAGA).

Menurut Khofifah, peran jurnalis dalam penanganan bencana sangat besar. Jurnalis tidak sekedar menyampaikan informasi bencana, namun juga ikut menstimulasi dan memobilisir bantuan serta berbagai kebutuhan korban bencana. 

Sementara keberadaan Sahabat Tagana sendiri, lanjut Khofifah, sangat penting mengingat Indonesia merupakan daerah rawan bencana, sehingga diperlukan peran serta masyarakat dalam penanganan korban bencana alam. 

Khofifah menerangkan, Data Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) mencatat ada 323 kabupaten/kota yang berpotensi tinggi atau rawan bencana alam.

Tercatat sepanjang 2015 setidaknya ada 162 kejadian bencana di Indonesia dan berdasarkan data serta informasi bencana Indonesia disebutkan jumlah korban meninggal mencapai 9.333 jiwa, 22.855 jiwa luka-luka, 1.418.947 mengungsi dan 108.994 unit rumah rusak ringan dan 96.317 unit rusak berat.

"Dalam standar operasional prosedur (SOP), Tagana harus siap hadir satu jam setelah bencana terjadi. Harus tanggap, sigap melakukan perlindungan sosial terhadap korban bencana," kata dia. 

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Harry Hikmat mengatakan, pelatihan bagi jurnalis ini diselenggarakan bertepatan dengan hari jadi Tagana ke-13 pada 24 Maret mendatang. 

"Hingga 2016, Jumlah personel Tagana yang tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 29.734 orang. Jumlah ini terus meningkat seiring eksistensi Tagana setiap kali terjadi bencana alam," tuturnya. 

Jika setiap Tagana dapat mengajak 20 orang saja menjadi Sahabat Tagana, kekuatan SDM penanggulangan bencana berbasis komunitas sekitar 600.000 Sahabat Tagana.

Saat terjadi bencana, kata Harry, Tagana ikut membantu evakuasi korban, mendirikan rumah singgah, membangun dapur umum lapangan, menyalurkan bantuan, dan memberi penanganan psikososial kepada korban bencana. 

"Kami harap dengan bergabungnya para jurnalis dalam Sahabat Tagana menjadikan upaya penanggulangan bencana alam lebih responsif lagi," kata dia.(exe/ist)


0 Komentar