Selasa, 21 Maret 2017 07:13 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Jawa Barat, mengintensifkan sosialisasi bahaya tawuran antarpelajar ke sejumlah sekolah di wilayah setempat dengan melibatkan unsur kepolisian.
"Kami prihatin dengan rangkaian kejadian tawuran antarpelajar di Kota Bekasi yang kini sedang mendapat sorotan masyarakat, sehingga perlu dilakukan sosialisasi bahayanya kejadian itu," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Inayatullah di Bekasi, Senin (20/03/2017).
Data yang dihimpun melalui Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota menyebutkan sebanyak 20 sekolah di wilayah hukum setempat rawan terjadi tawuran.
Sepanjang Maret 2017 sebanyak 2 pelajar SMP dan SMK tewas dalam kejadian bentrokan di Jalan Cut Meutia, Bekasi Timur dan Jembatan Layang Kranji, Bekasi Barat.
Dikatakan Inayatullah, tawuran antarpelajar masih menjadi permasalahan serius dalam pendidikan Indonesia dengan menimbulkan korban luka hingga meninggal dunia hapir setiap tahunnya.
"Sebetulnya tawuran ini tidak hanya ada di Kota Bekasi, namun daerah lain juga marak, namun kami selaku aparatur yang bertanggung jawab pada kualitas pendidikan anak, merasa perlu ambil bagian dalam pencegahannya," katanya.
Menurut dia, sejumlah upaya antisipasi ditempuh pihaknya tidak hanya melalui kegiatan sosialisasi ke sekolah-sekolah, namun juga dengan cara membangun komunikasi yang aktif antara orang tua, guru dan masyarakat untuk sama-sama peduli terhadap anak.
"Selanjutnya kami membuat surat edaran ke sekolah mulai dari SD, SMP hingga SMA/SMK dan dianjurkan untuk melakukan kesepakatan dengan pihak kepolisian setempat untuk mencegah aksi tawuran," ujarnya.
Inayatullah menambahkan, kegiatan penyuluhan dilakukan Dinas Pendidikan bersama kepolisian tentang bahaya tawuran.
"Bahkan sudah ada beberapa sekolah telah bekerja sama dengan pihak berwajib untuk pembinaan," katanya.
Sosialisasi bahaya tawuran juga menyertakan kepolisian dalam mengenakan secara dini dampak hukum yang harus ditempuh para pelaku tawuran, termasuk efek negatifnya bagi keluarga pelajar.
"Provokasi dari pihak luar juga menjadi sorotan kami dalam mengantisipasi tawuran ini, sebab menurut kepolisian, provokasi menjadi salah satu pemicu terjadinya tawuran ini," katanya.