Senin, 13 Maret 2017 19:56 WIB
KEDIRI, Tigapilarnews.com - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menahan seorang terduga teroris yang tinggal di sebuah tempat kursus Bahasa Arab di kawasan Kampung Inggris, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Senin.
Informasi yang dihimpun, tim sudah mulai melakukan pengintaian sejak pukul 10.00 WIB. Petugas dengan mengenakan pakaian preman menunggu target yang berinisial MB (36).
Petugas mendapati MB mengendarai sepeda dari arah timur ke barat, dan petugas pun langsung menangkapnya. MB menyerah begitu ditangkap petugas dan ia langsung diamankan untuk diinterogasi.
Kepala Polres Kediri AKBP Sumaryono mengatakan pihaknya hanya melakukan pengamanan dari penindakan oleh tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri.
"Tadi diamankan satu orang oleh Densus dan saat ini dilakukan penyidikan intensif. Terkait ini, kami hanya membantu, sepenuhnya ditangani Mabes Polri," katanya saat dikonfirmasi di lokasi tempat kursus, yang merupakan tempat MB tinggal, Jalan Asparaga, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.
Ia mengaku, belum mengetahui dengan pasti profil yang ditangkap oleh tim Densus tersebut, termasuk kasus yang membelitnya. Ia pun belum mengetahui dengan pasti, barang apa saja yang disita petugas.
"Untuk barang bukti, kami belum mengetahui dengan pasti, jadi semua di bawah koordinasi Densus, kami hanya 'Back up' saja," katanya.
Sementara itu, sejumlah warga mengaku kaget dengan kejadian tersebut. Mereka tidak menyangka polisi menangkap terduga teroris di daerah mereka. Seperti yang diungkapkan Rahman, salah seorang warga.
"Tadi tahu-tahu banyak polisi, saya juga bertanya-tanya, mereka mengamankan lokasi kursusan itu," katanya.
Ia mengatakan, tempat kursus Bahasa Arab itu hanya dihuni oleh santri putra saja. Tempat itu milik Laela, warga setempat, namun dikontrakkan dan saat ini digunakan untuk kursus Bahasa Arab, dengan nama lembaga Asrama Putra "Umar" tersebut.
Ia pun mengaku, selama ini tidak ada hal yang mencurigakan dalam kegiatan belajar mengajar santri di tempat itu. Hubungan warga dengan santri juga cukup baik.
"Untuk perilaku tidak ada yang lain, tidak ada hal yang negatif, semua aman-aman saja. Namun, kadang belajarnya sampai jam 22.00 WIB," katanya.
Ia pun mengaku tidak terlalu tahu aktivitas para santri di tempat itu. Ia hanya mengetahui jika di tempat itu untuk kurus Bahasa Arab, dengan program singkat.
Di baliho yang terpampang, memang tempat itu merupakan asrama putra. Mereka membuat program khusus "Al Asriyyah" bahasa arab dan "Amtsilati". Beberapa yang diajarkan adalah percakapan, "Shorof", mendengarkan, pidato, debat, hingga kajian kitab kuning.
Tim Densus 88 Mabes Polri setelah menangkap terduga teroris itu, juga langsung masuk ke dalam asrama tersebut, melakukan penggeledahan. sejumlah barang dibawa petugas dalam beberapa tas.
Sementara itu, warga datang berduyun-duyun memadati lokasi asrama tersebut. Mereka merasa penasaran, bahkan tidak sedikit warga yang mengabadikan peristiwa itu dengan merekam lewat telepon selulernya. Akibatnya, aktivitas jalan raya di tempat itu menjadi padat merayap.
sumber: antara