Kamis, 09 Maret 2017 11:57 WIB
WASHINGTON, Tigapilarnews.com - Pejabat intelijen dan penegakkan hukum Amerika Serikat, menyebut bahwa para kontraktor kemungkinan telah membobol sistem keamanan dan menyerahkan dokumen-dokumen berisi peretasan yang dilakukan dinas intelijen Amerika Serikat CIA, kepada lembaga anti-kerahasiaan WikiLeaks.
Dua pejabat yang enggan disebutkan namanya itu saat diwawancarai Reuters, Rabu waktu AS, menyatakan bahwa badan-badan intelijen AS sudah lama mengkhawatirkan adanya pembobolan sejak tahun lalu yang membuat WikiLeaks merilis ribuan halaman informasi rahasia ke laman WikiLeaks, Selasa waktu setempat.
Berdasarkan dokumen-dokumen yang bocor itu, para peretas CIA bisa membobol iPhone, semua perangkat bersistem operasi Android dan gawai-gawai lainnya demi mendapatkan pesan teks dan suara sebelum mereka inskripsi dengan software canggih.
Jelas, hal itu membuat Presiden AS, Donald Trump geram. Ia sangat prihatin terkait pembobolan keamanan CIA yang membuat WikiLeaks dapat merilis informasi-informasi rahasia milik CIA.
"Siapa pun yang membocorkan informasi rahasia akan berhadapan dengan hukum tertinggi," kata juru bicaranya, Sean Spicer.
Kedua pejabat intelijen itu berkata kepada Reuters bahwa mereka yakin dokumen-dokumen tersiar mengenai teknik peretasan yang dilakukan CIA pada 2013 dan 2016 itu memang asli.
Salah satu pejabat itu mengatakan perusahaan-perusahaan yang merupakan kontraktor CIA telah memeriksa siapa karyawan mereka yang memiliki akses ke materi yang kemudian disiarkan WikiLeaks dan tengah menjejak log, email dan komunikasi komputer lainnya untuk mendapatkan bukti mengenai siapa yang bertanggung jawab atas pembobolan ini.
WikiLeaks sendiri mengatakan bahwa CIA telah kehilangan kendali atas arsip mengenai metode peretasan dan kemudian tersebar luas di kalangan bekas para peretas pemerintah dan kontraktor yang tak berhak itu, yang salah satunya memberikan arsip itu kepada WikiLeaks.
CIA sendiri menolak mengomentari keaslian dokumen intelijen yang bocor itu.
CIA menyatakan adalah misinya mengumpulkan informasi intelejen dari seluruh dunia demi melindungi Amerika dari teroris, negara-negara yang bermusuhan dengan AS, selain dalam rangka pertahanan keamanan negara ini dari ancaman musuh di luar negeri.
CIA dilarang memata-matai warga negara AS, namun CIA menyatakan tidak melakukan hal itu.
sumber: antara