Selasa, 28 Februari 2017 09:13 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Mantan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, tak terdengar kabarnya setelah empat tahun lengser.
Mantan presiden pemberani ini tiba-tiba membuat kejutan dengan menyurati Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang isinya berupa kecaman.
Dia mengecam kebijakan Trump soal larangan masuk imigran asal tujuh negara Muslim—salah satunya Iran—ke wilayah AS. Ahmadinejad juga mengecam dominasi AS di PBB.
Menurutnya, AS membawa ketidakamanan, perang, pembunuhan dan migrasi berbagai warga negara. Surat kecaman Ahmadinejad terdiri dari 3.500 kata.
Surat dikirim melalui Kedutaan Besar Swiss di Teheran. Kebijakan Trump soal larangan bagi imigran asal tujuh negara Muslim ke wilayah AS sejatinya telah diblokir hakim Federal AS. Tapi, Trump ingin membuat revisi surat perintah eksekutif soal kebijakan imigrasi yang kontroversial itu.
Ahmadinejad mencatat ada 1 juta orang dengan latar belakang kebangsaan Iran yang tinggal di AS. Dia meminta AS menjunjung tinggi nilai-nilai penghormatan terhadap keragaman bangsa dan ras.
”Perkembangan dan keberadaan Amerika saat ini adalah hasil imigrasi dari berbagai negara untuk wilayah itu,” tulis Ahmadinejad.
”Kehadiran dan upaya konstruktif dari tokoh elite dan ilmuwan dari negara yang berbeda, termasuk lebih dari satu juta rekan Iran saya telah memiliki peran utama dalam pengembangan AS,” lanjut surat Ahmadinejad.
”Dengan kata lain, kontemporer AS milik semua bangsa, termasuk penduduk asli. Tidak ada yang bisa menganggap mereka pemilik dan melihat orang lain sebagai tamu atau imigran,” imbuh surat tersebut, seperti dikutip dari The Hill, Senin (27/2/2017).
Mantan Presiden Iran ii juga mengecam dominasi AS di PBB dan campur tangan Washington dalam urusan negara-negara di dunia.”Ini menyebabkan rasa tidak aman, perang, pembunuhan dan migrasi dari bangsa-bangsa,” tulis Ahmadinejad.
Meski demikian, dalam surat itu Ahmadinejad memuji kejujuran Trump yang mengakui sistem politik dan struktur pemilu AS yang korup. “Sistem pemilu AS selama puluhan tahun diperbudak orang-orang untuk mendapatkan keuntungan minoritas tertentu; yaitu para tiran dari penguasa dan tokoh kaya global.”
”Empat tahun adalah waktu yang lama, tapi itu berakhir dengan cepat,” tulis Ahmedinejad bernada peringatan.”Kesempatan perlu dihargai, dan semua momen perlu digunakan dengan cara yang terbaik.”(exe/ist)