Kamis, 16 Februari 2017 11:13 WIB

Palestina Kecam Pernyataan Trump Setelah Pertemuan dengan Netanyahu

Editor : Hendrik Simorangkir
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. (ist)

PALESTINA, Tigapilarnews.com - Palestina mengecam pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengenai konflik Israel-Palestina yang ia keluarkan dalam taklimat bersama dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di Washington.

Pejabat di Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Ahmed Majdalani mengatakan, pernyataan Trump adalah kemunduran dalam posisi tradisonal pemerintah AS lama. Ditambahkannya, pernyataan dalam taklimat tersebut "menunjukkan bahwa ada persimpangan dalam posisi politik kedua pihak".

Ia menyatakan AS bergerak dari posisi bias menjadi posisi mitra dengan Israel dalam mendukung permukiman dan pendudukan militer atas wilayah Palestina.

Pejabat PLO tersebut menuduh AS mendukung pemerintah Israel dan menyediakan selubung untuk memaksakan penyelesaian sepihak diplomatik dan politik.

"Penyelesaian sepihak semacam itu hanya akan melayani kepentingan kedua pihak dan tak pernah mewujudkan perdamaian yang adil," kata Majdalani, Kamis (16/2/2017).

Sebelumnya, Rabu (15/2/2017) Trump mendesak Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu agar "mengekang kegiatan permukiman" tapi menghindari pengesahan eksplisit apa pun mengenai penyelesaian dua-negara bagi konflik Israel-Palestina, yang telah lama menjadi landasan kebijakan AS di Timur Tengah.

Kedua pemimpin tersebut bertemu secara langsung untuk pertama kali sejak kemenangan Trump dalam pemilihan presiden 2016, sementara Palestina mendesak Gedung Putih agar tidak meninggalkan sasaran mereka, yaitu negara merdeka.

Ketika berbicara dalam taklimat bersama, Trump berikrar akan berusaha mewujudkan kesepakatan perdamaian antara Israel dan Palestina, tapi mengatakan itu akan memerlukan kompromi dari kedua pihak dan nantinya terserah semua pihak sendiri untuk akhirnya mencapai kesepakatan.

Pembicaraan bilateral langsung terakhir yang ditaja AS antara Israel dan Palestina terhenti pada 2014. Pembicaraan tersebut berlangsung sembilan bulan dan berakhir dengan perbedaan pendapat mendalam mengenai masalah permukiman Yahudi, keamanan dan pengakuan bagi Negara Palestina Merdeka.

Sementara itu, juru bicara Hamas, Hazem Qassem mengatakan, sejak dulu pemerintah AS tidak ada yang serius menanggapi permasalahan pendudukan Israel di Palestina. 

"Semua pemerintah AS, termasuk Trump, sejak dulu selalu bias mengenai pendudukan Israel dan tak pernah sehari pun dengan sungguh-sungguh bertindak untuk memberi rakyat Palestina hak mereka." pungkas Hazem. 

 

Sumber: antara