Rabu, 08 Februari 2017 21:51 WIB

Kabupaten Sula Dinilai Jadi Trendsetter Demokrasi di Indonesia

Editor : Yusuf Ibrahim
Hendrata Theys (kiri) dan Tommy Rusihan Arief. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 9 Desember 2015 ternyata membuahkan trend demokrasi baru yang sangat positif dan konstruktif. 

Bahkan Kabupaten Sula di Maluku Utara, kini telah menjadi trendsetter demokrasi di Indonesia. Betapa tidak, kabupaten Sula yang mayoritas penduduknya Muslim, secara demokratis konstitusional memilih seorang Bupati non-Muslim.

Tidak heran jika semua petinggi di Indonesia memberikan pujian bahwa demokrasi Pancasila atau demokrasi ala NKRI justru terjadi di Kabupaten Sula yang jaraknya ribuan kilometer dari Jakarta.

Bupati yang juga kader Partai Demokrat ini memang telah menyatu dengan masyarakat Sula. Sebagai generasi keempat, dia sangat dicintai masyarakat Sula.

"Saya mengenalnya sejak lama sebagai sosok yang sederhana, merakyat dan sangat mencinta tanah kelahirannya di Sula. Orang Sula mengenalnya dengan sapaan Ko Heng. Jadi  sangat wajar jika masyarakat Sula memilihnya jadi bupati," papar Tommy Rusihan Arief, fungsionaris Partai Demokrat asal Maluku Utara.

Menurut Tommy sejak awal Partai Demokrat mengusungnya di Pilkada Kabupaten Sula bukan tanpa alasan. "Nyatanya sekarang dia menjadi trendsetter demokrasi di Indonesia. Ini jelas pembelajaran demokrasi yang sangat baik bagi bangsa Indonesia," lanjut Tommy.

Bupati terpilih Sula 2015, Hendrata Theys, berlatar etnis Thionghoa dan beragama Protestan. "Sebagai minoritas, kita harus tau menempatkan diri di tengah masyarakat. Menghormati yang mayoritas dan mayoritas mengayomi yang minoritas, sehingga bisa tercipta harmoni. Kita semua harus saling mengasihi," ujar Hendrata Theys sesaat setelah mengikuti Dies Natalis Partai Demokrat di JHCC Jakarta, Selasa (07/02/2017).

Hendrata Theys didukung Partai Demokrat, PKS dan PKB. Dia berpasangan dengan kader PKS, Zulfahri Abdullah dan memenangkan Pilkada Kabupaten Kepulauan Sula dengan perolehan 18017 suara atau 37,78 persen.

"Pemimpin khususnya di daerah harus mencintai rakyatnya sepenuh hati tanpa pamrih. Kehadiran pemimpin harus benar-benar berguna dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," jelas Hendrata Theys merendah.(exe/ist)