Rabu, 25 Januari 2017 05:55 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah di akun Twitternya sempat mencuitkan tentang istilah 'babu' untuk para TKI yang tengah bekerja di luar negeri. Menurut Fahri, hal tersebut justru untuk mengajak berpikir mengenai persoalan tenaga kerja asing yang menyerbu Indonesia.
"Saya tidak mau diplomatis, maksudnya saya apa adanya aja. Apa yang saya katakan sejak awal adalah soal kesibukan kita bukan pada isu inti. Justru saya ajak memikirkan fakta bahwa tenaga kerja asing menyerbu kita," kata politikus PKS itu saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Selasa (24/1/2017) malam.
"Sementara rakyat sendiri sengsara di negeri orang, bahkan ada yang diperbudak, disiksa, dan diserap, menjadi komoditas perdagangan manusia. Ini nyata, bukan khayalan," jelasnya.
Menurut Fahri, tak adil jika ada banyak laporan soal penganiayaan TKI di luar negeri sementara TKA dengan bebasnya masuk ke Indonesia.
"Perasaan tidak adil saja bahwa saya mendapat laporan soal penganiayaan dan perbudakan. Di sisi lain tenaga kerja kasar dari luar masuk tanpa halangan," ujar Fahri.
Sebelumnya, cuitan Fahri di Twitter dipersoalkan oleh Koalisi 55 Organisasi Buruh Migran Indonesia di Hong Kong yang tergabung dalam Lingkaran Aku Cinta Indonesia (LACI).
Ketua LACI Nur Halimah mengatakan cuitan Fahri merendahkan martabat pekerja Indonesia di luar negeri.
"Tahukah Bapak bahwa kami ini pekerja bukan babu. Kami mempunyai harkat dan martabat. Kami melakukan pekerjaan yang halal dengan setiap tetesan keringat kami, bukan hasil korupsi apalagi hasil mengemis! Perjuangan yang kami lakukan di sini telah memberikan penghidupan yang lebih layak bagi keluarga kami di kampung halaman, serta memberikan anak kami pendidikan dan jaminan kesehatan yang lebih baik," ujar Halimah melalui keterangan tertulis, Selasa (24/1/2017).
Diketahui, cuitan Fahri yang dipersoalkan yakni soal perkataan Fahri yang menyebut anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang.
"Anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan pekerja asing merajalela," demikian cuit Fahri Hamzah dalam akun Twitter @Fahrihamzah. Cuitan tersebut saat ini sudah tidak terlihat di akun Twitter Fahri alias telah dihapus.