Selasa, 10 Januari 2017 17:18 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Indonesia Traffic Watch (ITW) memastikan, di 2017 keamanan,keselematan,ketertiban,kelancaran (Kamseltibcar) lalu lintas belum akan terwujud. Justru potensi semakin runyam, kemacetan,kecelakaan dan permasalahaan lalu lintas lainnya akan menjadi momok menakutkan.
“Kemacetan dan permasalahan lalu lintas lainnya masih menu sehari hari khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta,Surabaya,Medan. Sebab upaya yang dilakukan pemerintah belum menyentuh sumber permasalahan,” kata Ketua Presidium ITW, Edison Siahaan, Selasa (10/1/2017).
Sejatinya, pemerintah sudah harus mengidentifikasi penyebab kemacetan dan memiliki solusi efektif untuk mengurai kemacetan yang semakin mengkhawatirkan. Sehingga masyarakat yang membutuhkan kecepatan untuk memenuhi kebutuhannya tidak terhambat karena kemacetan lalu lintas.
Menurut Edison, permasalahan lalu lintas seperti kemacetan, kecelakaan, kesemrautan penyebabnya terlihat nyata dan jelas. Jadi, kalau kemacetan dan gangguan lalu lintas lainnya tetap terjadi, bisa dipastikan karena sumber penyebabnya belum ditangani.Berbeda dengan kasus pidana seperti korupsi, pembunuhan,penyebabnya tidak terlihat nyata dan beragam,sehingga terkadang sulit dibuktikan.
Sayangnya, untuk mewujudkan Kamseltibcar lalu lintas, pemerintah lebih fokus pada pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana. Tetapi kurang perhatian bahkan terkesan menyembunyikan faktor penyebab kemacetan yang sesungguhnya. Padahal, penyebab kemacetan tampak jelas yaitu tingginya penyerbuan arus lalu lintas ke kota-kota besar seperti Jakarta.
Kemudian belum tersedianya transportasi massal yang terintegrasi ke seluruh penjuru serta terjangkau secara ekonomi. Dan yang paling utama, tidak adanya kontrol terhadap populasi kendaraan bermotor hingga ideal dengan daya tampung ruas dan panjang jalan. Disusul dengan kesadaran tertib lalu lintas masyarakat yang masih sangat rendah serta penegakan hukum yang belum maksimal.
“Sejatinya upaya untuk mewujudkan Kamseltibcar tidak membutuhkan anggaran besar seperti membangun jalan tol,” kata Edison.
Dia mengingatkan, penyiapan berbagai jenis angkutan umum dan penambahan ruas jalan hingga jalan tol , tidak akan efektif tanpa disertai pembatasan populasi kendaraan bermotor.
Menurutnya, kesalahan pemerintah yang paling fatal adalah tidak melakukan upaya untuk mengontrol pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor. Sementara kondisi di Jakarta semakin runyam, sebab ruas jalan berkurang karena digunakan untuk jalur khusus transJakarta (Busway).
“Kebijakan paling efektif adalah melakukan kontrol terhadap jumlah pertumbuhan kendaraan hingga ideal dengan daya tampung ruas dan panjang jalan,” kata Edison.