Laporan: Arif Muhammad RiyanJAKARTA, Tigapilarnews.com - Demi menjunjung tinggi azas transparansi, tim pemenangan pasangan calon nomor urut dua Ahok-Djarot, mengumumkan laporan penerimaan dana patungan kampanye rakyat di rumah tim pemenangan, Jalan Borobudur, Jakarta, Rabu (21/12/2016).Dalam penggalangan dana ini, tim pemenangan berhasil mengumpulkan dana mencapai Rp 48 miliar sepanjang periode 25 Oktober 2016 hingga 19 Desember 2016.Bendahara tim pemenangan Basuki-Djarot, Charles Honoris membeberkan alasan mengapa pihaknya menyebut hal ini merupakan patungan kampanye rakyat. Menurutnya, kata 'patungan' tersebut lebih mengeluarkan gambaran agar lebih dekat kepada rakyat dan saling gotong royong untuk memenangkan calon petahana itu."Patungan perseorangan menjadi sumber penerimaan utama dengan total Rp 18,5 miliar. Sumber lain berasal dari badan hukum swasta dan partai politik pendukung sebesar Rp 4,7 miliar dan Rp 200 juta," ucap Charles."Selain itu masih ada penerimaan dana sebesar Rp 24 miliar yang harus dilengkapi dengan beberapa formulir yang telah ditetapkan KPU. Total pengeluaran sebesar Rp 5,9 miliar, rincinya biaya operasional Rp 3,6 miliar, biaya administrasi sebesar Rp 280 juta, biaya posko Badja Rp 160 juta, dan jasa konsultan Rp 1,9 juta," sambungnya.Karena itu, lanjut Charles, mewakili Ahok-Djarot dan tim pemenangnya, ia mengucapkan banyak terimakasih kepada masyarakat yang rela mengeluarkan kocek untuk ikut patungan kampanye ini.Pasalnya, dana kampannye tersebut terkumpul bukan hanya dari warga Jakarta saja, tetapi juga dari masyarakat di daerah lain seperti Kalimantan dan Papua."Terimakasih atas perhatian yang telah diberikan. Dukungan moril ini akan semakin menguatkan niat pasangan ini menjalankan amanah warga," cetusnya.Tak hanya itu, politikus PDIP ini juga mengimbau kepada para warga yang sudah ikut penggalangan dana kampanye untuk melengkapi formulir pesyaratan agar dapat digunakan dalam pendanaan kampanye."Target kami jumlah patungan pada Januari 2017 mencapai Rp 80 miliar," lanjut Charles.Menurut Charles, kampanye rakyat imi menjadi terobosan baru dalam penggalangan daba kampanye. Menurutnya, Ahok-Djarot telah menciptakan model demokrasi yang BTP (Bersih, Transparan, dan Partisipatif) di mana pemimpin bergantung pada dukungan masyarakat dan bukan dari pihak tertentu."Ini bukan hanya sekedar mengumpulkan dana kampanye tapi sekaligus menerapkan budaya demokrasi yang baru kepada publik. Kami juga berusaha berikan pendidikan politik, dan mengedepankan transparan," katanya.Lebih jauh, kata Anggota Komisi I DPR, masyarakat dapat ikut patungan mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 75 juta per orang, dan untuk badan usaha swasta hingga Rp 750 juta.Namun, para peserta diwajibkan mengumpulkan surat pernyataan penyumbang KPU dilengkapi dengan KTP dan NPWP. Hal tersebut berdasarkan peraturan dari KPU.Terpisah, Ahok mengatakan, setiap detil penerimaan dana yang masuk akan dikonfirmasikam secara terbuka melalui website www.ahokdjarot.id dan kemudian dilaporkan ke KPU.Menurut Ahok, prinsip transparansi ini akan menjawab keraguan masyarakat selama ini terkait asal-muasal dana kampanye."Orang berani nyumbang dan identitasnya jelas. Kalau ini berhasil, saya harap di Pilkada serentak 2018 bisa banyak orang mencontoh sumbangan dana seperti ini dan tranparan," kata Ahok.