JAKARTA, Tigapilarnews.com- Komando Distrik Militer (Kodim) 0503/Jakarta Barat (JB) melarang seluruh ormas menyisir sentra-sentra bisnis terkait pemakaian atribut Natal oleh pekerja muslim."Kalau masih bandel, akan kami tangkap dan serahkan ke polisi," ungkap Dandim 0503/Jakarta Barat, Letkol (Inf) Wahyu Yudhayana, Selasa (20/12/2016).Wahyu mengingatkan, tindakan menyisir ini selain akan merusak kenyamanan dan ketentraman para pengunjung mal, hotel, dan sentra perdagangan, juga akan mengganggu kerukunan umat beragama."Apapun istilahnya, sosialisasi kah, pelaksanaan fatwa kah, tidak boleh ada ormas yang turun ke lapangan menyisir. Terkait persoalan hukum dan persoalan teknis lainnya, silakan ormas berkomunikasi dengan polisi atau instansi terkait. Tugas TNI menjaga kerukunan umat beragama, menjaga kebinekaan yang berarti menjaga keutuhan NKRI," tegas Wahyu.Sebagai penanda, Kodim akan memasang spanduk ucapan dan sapaan Natal ke setiap sentra bisnis di Jakarta Barat. "Spanduk-spanduk ini sebagian sudah kami pasang. Insya Allah lusa semua sudah terpasang," tutur Wahyu.Wahyu menambahkan, pihaknya akan segera mengumpulkan seluruh ormas, bersama pengusaha, wakil para pekerja, serta perwakilan MUI untuk mengomunikasikan langkah pengamanan dan ketentraman Natal bersama-sama."Saya akan sampaikan, kalau ada pengusaha yang memaksa karyawan muslim memakai atribut Natal saat bekerja, silakan hubungi polisi. Pengusaha seperti itu memang layak ditindak. Tapi kalau karyawannya mengaku atas pilihannya sendiri karena sadar akan masa depan perusahaannya, maka yang mengancam si karyawan akan berurusan dengan TNI dan aparat penegak hukum lainnya," ujarnya.Sementara itu, Walikota Jakarta Barat, Anas Efendi, menuturkan ormas manapun tidak boleh melakukan aksi sweeping. "Tindakan seperti itu bisa dianggap teror terhadap rasa aman warga khususnya pengunjung. Saya dan jajaran mendukung dan akan mengawal langkah Dandim," tutur Anas.Anas menilai aksi seperti ini hanya akan merusak kerukunan umat beragama di Jakarta Barat. "Kesannya jadi ada yang terancam dan mengancam. Lebih baik duduk satu meja dan bicara baik baik," ucap Anas.(exe/ist)