Rabu, 30 November 2016 23:44 WIB
Beberapa keluhan itulah yang mendorong Menpora turut mengomentari mekanisme penjualan tiket tersebut. "Persoalan tiket semifinal AFF 2016 bukan cerita baru. Tiap kali timnas masuk babak-babak krusial, tiket selalu jadi persoalan. AFF 2010, SEA Games 2011, sampai AFF U-19 pada 2014. Selain bermasalah dalam soal akses mendapatkan tiket, harganya juga sangat mahal,"katanya.
"Jika semua harga tiket dari semua kelas di rata-rata, tiket semifinal AFF 2016 di Indonesia adalah yang termahal dibandingkan harga yang dipatok di tempat lain, Thailand, Vietnam, Myanmar," kata Menpora.
Cak Imam menegaskan, persoalan tiket ini jangan dianggap remeh dan harus belajar dari pengalaman sebelumnya. Apalagi, sudah ada korban jiwa pada SEA Games 2011 di GBK. Karena itu, PSSI tidak boleh sembarangan menentukan harga tiket dan menentukan vendor penjualan tiket.
Tiket dijual online, lanjut Menpora, itu baik. Tapi harus dipertimbangkan benar kesiapan vendor. Jika hari ini saja sudah banyak keluhan soal akses tiket, bagaimana nanti saat mekanisme penukaran.
"Prinsip dasarnya jelas, masyarakat harus dimudahkan akses mendapatkan tiket. Pastikan tidak ada oknum PSSI yang bermain-main dalam distribusi tiket. Jangan sampai masyarakat bersusah payah mencari tiket, malah ada oknum dengan enaknya menjual tiket dari pintu belakang," tandas Menteri asal Bangkalan, Madura ini.
"Begitu juga soal harga. Tidak ada keberatan dengan pentingnya mempertimbangkan keuntangan, tapi harus wajar. Ini peristiwa kebangsaan, ini soal tim nasional yang mewakili nama Indonesia, bukan konser musik yang sepenuhnya komersial. Jadi penting sekali untuk tidak semata mengejar laba, melainkan mempertimbangkan juga akses publik," tambah Imam.
Menpora mendoakan agar Timnas Indonesia dapat masuk final. “Dan jika masuk final, saya berharap manajemen tiket pun menjadi lebih baik," harapnya.(exe/ist)