Laporan: Muchammad SyahputraJAKARTA, Tigapilarnews.com - Jelang aksi damai bela Islam jilid 3, pada Jumat (2/11/2016), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) memastikan ikut bergabung dengan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI).Namun, bergabungnya para buruh dengan massa aksi dari GPNF- MUI tidak memiliki tujuan yang sama, karena KSPI akan melakukan orasi di depan Istana Merdeka.Sedangkan organisasi masyarakat (oramas) Islam akan menggelar zikir bersama di Monas, Jakarta Pusat.Menanggapi hal tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin mengatakan, segala bentuk orasi yang dilakukan oleh massa aksi di depan Istana Merdeka sudah mendapat larangan dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian.Karena dalam kesepakatannya, massa aksi diperbolehkan melakukan aksi damai di kawasan pelataran Monas."Kami sudah mengambil sikap dan memprakarsai bahwa demo dilakukan di Monas. Kepolisian melarang adanya salat Jumat di jalan dan tidak ada orasi di jalan dan disepakati di Monas," ujar Ma’ruf, di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (30/11/2016).Selain itu, Ma’ruf menegaskan tidak bertanggung jawab apabila pada 2 Desember 2016, aksi menjadi tak terkendali, karena sudah disampaikan pada beberapa waktu lalu bahwa unjuk rasa dilaksanakan di pelataran Monas."Dari kesepakatan kemarin itu di luar tanggung jawab GNPF-MUI. Itu kewenangan Polri untuk menindak mereka (buruh) kalau melakukan kerusuhan," kata Ma'ruf.Ma’ruf menjelaskan, MUI sudah meminta kepada massa aksi agar melakukan demonstrasi secara damai dalam menyampaikan asipirasinya."Kami fasilitasi yang ingin demo, tetapi kami mengingkan itu bisa berjalan tertib. Tempatnya jangan di depan Istana Merdeka melainkan Masjid Istiqlal dan akhirnya disepakati di pelataran Monas," pungkasnya.