Laporan: Bili AchmadJAKARTA,Tigapilarnews.com - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) membantah ada aliran dana sebesar Rp500 ribu yang dibayarkan kepada peserta demo 411 seperti yang diungkapkan Gubernur DKI nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama.Pernyataan Ahok sapaan akrab Basuki Tjahaja Purnama terlontar usai mencurigai adanya pihak yang mendanai jalannya aksi yang dihadiri oleh jutaan massa."Ahok bilang Aksi Bela Islami II itu dibayar Rp 500 ribu perorang. Tuduhan itu tak mendasar dan tidak sesuai logika. Sebab, jika perorang yang ikut demo itu dibayar Rp 500 ribu sedang yang ikut demo saat itu ada satu jutaan orang, dana yang keluar pun bisa sampai Rp 500 Milyaran," tegas Koordinator Lapangan, Munarman di AQL Islamic Center, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2016)."Nah Rp 500 Milyaran itu, sama saja dengan dana untuk ikut pilpres. Logikanya, daripada buat demo lebih baik dipakai buat ikut pilpres saja, makanya tuduhan itu dusta belaka. Lalu sumbernya Ahok itu juga gak jelas dari mana," imbuhnya.Selain itu, salah satu media cetak juga melakukan investigasi yang dinilai oleh GNPF-MUI sebagai fitnah dimana dalam investigasi tersebut Munarman dituduh tengah membagi-bagikan uang kepada massa."Di salah satu media disebut ada bagi-bagi uang. Di foto juga itu hari Sabtu sebelumnya, sedang demo itu Jumatnya. Demo itu tak ada yang sponsori itu, semua dari masyarakat. Rekening GNPF kami buka secara resmi, printer out (sumbangan massa demo) saja itu ada 7.000 lembar," tandasnya.