Laporan: Gita GintingJAKARTA, Tigapilarnews.com - Pasca pembongkaran puluhan bangunan di bantaran rel kereta api RT 09/04 Rawajati Barat, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Jumat (2/9/2016) kemarin, Posko pendaftaran Rusun Marunda dan kios PD Pasar Jaya di Kantor Kelurahan Rawa Jati di lantai 2 terlihat sepi.Lurah Rawajati, Rudi Budianto mengatakan hingga saat ini warganya yang terkena gusuran, belum ada lagi yang mendaftarkan diri untuk menempati rusun. Hanya 6 KK yang baru mendaftar ke Kelurahan."Baru 6 KK dan belum ada yang daftar lagi," ujar Rudi.Sepinya pendaftaran tersebut, diakibatkan sejumlah warga masih tampak bertahan di lokasi bekas gusuran itu. Mereka lebih memilih membangun tenda sebagai tempat berteduh di pinggir-pinggir tembok Apartemen Kalibata City, dibanding harus pindah ke rusun yang berada di Jakarta Utara itu.Seperti salah satu warga, Adul (23), mengaku belum mendaftarkan dirinya ke Keluruhan karena tidak mengetahui cara untuk mengurusi administrasi pemindahan ke rusun. Disamping itu juga, ia mengaku tidak ingin meninggalkan Rawajati sebab ia memiliki usaha yang sudah berdiri puluhan tahun."Gak tau ngurusinnya. Lagian saya juga usaha disini. Kalau pindah pasti saya harus kaya dulu lagi. Ngebangun pembeli baru. Emang mudah? Tempat jualan yang disediakan juga gak efektif," ujar Adul.Menurutnya, Pemerintah Kota Jakarta Selatan tidak memiliki hati nurani dan berperikemanusiaan lantaran tetap melakukan penggusuran tanpa melihat kehidupan rakyatnya yang kecil. Ia pun akan tetap bertahan dan tidak akan mengurusi kepindahannya ke rusun."Saya tidak mau pindah ke sana. Ngapain ngurusin rusun? Mending saya ngurusin usaha saya. Pejabatnya saja gih yang suruh pindah ke rusun. Biar ngerasain jadi rakyat kecil gimana, paling mereka pusing semua," tandas Adul.