Senin, 22 Agustus 2016 18:50 WIB
 
							
		 Rumah yang ditinggali oleh Lestari dan kedua orang tuanya (Foto : Hendrik Simorangkir[/caption]Hanya televisi tua dan kipas angin yang merupakan harta, yang mungkin bisa dikatakan berharga milik keluarga Lestari, menjadi teman kesehariannya.Atmaja (45), Ayah Lestari menceritakan, sebelumnya ia berpikir anaknya hanyalah menderita sakit biasa, hanya karena berat badannya yang terus berkurang. Dirinya baru mengetahui setelah membawa lestari ke Puskesmas Tigaraksa."Saat Lestari dibawa ke Puskesmas terdekat, disitu saya langsung shock karena Lestari didiagnosa gizi buruk. Pihak Puskesmas mengatakan bahwa anak saya memerlukan pertolongan segera dan harus dirujuk ke RS Balaraja segera," ujar Atmaja, Senin (21/8/2016).Lanjut Atmaja, diawal dirinya merasa ragu membawa lestari ke RS Baaraja, karena penghasilannya yang tak seberap."Penghasilan saya paling banyak Rp 50 ribu per hari, jangankan untuk berobat kedokter, untuk makan saja masih kekurangan. Namun karena darurat saya pasang badan saja," katanya.Atmaja menambahkan, meski keluarganya merupakan salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional, namun Kartu Keluarga Sehat atas nama Lestari ternyata salah penulisan namanya tidak sama dengan kartu keluarga."Sehingga dirinya tidak bisa berbuat banyak, untung saja masyarakat sekitar membantu. Sehingga anak saya bisa mendapatkan kartu BPJS sementara," jelasnya.Kini, Lestari harus menerima kenyataan yang pahit. Walaupun dirinya harus rutin melakukan cek up lantaran gizi buruk, ternyata ia juga di diagnosa flek pada paru-paru."Saya berharap pihak-pihak terkait dapat membantu, karena saya sendiri kesulitan untuk membiayai anak saya. Saya berharap kedepanya lestari dapat tumbuh besar dengan baik dan sehat selalu," pungkas sang ayah.
 Rumah yang ditinggali oleh Lestari dan kedua orang tuanya (Foto : Hendrik Simorangkir[/caption]Hanya televisi tua dan kipas angin yang merupakan harta, yang mungkin bisa dikatakan berharga milik keluarga Lestari, menjadi teman kesehariannya.Atmaja (45), Ayah Lestari menceritakan, sebelumnya ia berpikir anaknya hanyalah menderita sakit biasa, hanya karena berat badannya yang terus berkurang. Dirinya baru mengetahui setelah membawa lestari ke Puskesmas Tigaraksa."Saat Lestari dibawa ke Puskesmas terdekat, disitu saya langsung shock karena Lestari didiagnosa gizi buruk. Pihak Puskesmas mengatakan bahwa anak saya memerlukan pertolongan segera dan harus dirujuk ke RS Balaraja segera," ujar Atmaja, Senin (21/8/2016).Lanjut Atmaja, diawal dirinya merasa ragu membawa lestari ke RS Baaraja, karena penghasilannya yang tak seberap."Penghasilan saya paling banyak Rp 50 ribu per hari, jangankan untuk berobat kedokter, untuk makan saja masih kekurangan. Namun karena darurat saya pasang badan saja," katanya.Atmaja menambahkan, meski keluarganya merupakan salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional, namun Kartu Keluarga Sehat atas nama Lestari ternyata salah penulisan namanya tidak sama dengan kartu keluarga."Sehingga dirinya tidak bisa berbuat banyak, untung saja masyarakat sekitar membantu. Sehingga anak saya bisa mendapatkan kartu BPJS sementara," jelasnya.Kini, Lestari harus menerima kenyataan yang pahit. Walaupun dirinya harus rutin melakukan cek up lantaran gizi buruk, ternyata ia juga di diagnosa flek pada paru-paru."Saya berharap pihak-pihak terkait dapat membantu, karena saya sendiri kesulitan untuk membiayai anak saya. Saya berharap kedepanya lestari dapat tumbuh besar dengan baik dan sehat selalu," pungkas sang ayah.