Senin, 22 Agustus 2016 13:24 WIB

Dinonaktifkan dari PD, Ruhut Tunjuk Hidung Amir Syamsuddin

Editor : Rajaman
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara resmi menonaktifkan Ruhut Sitompul dari posisi sebagai koordinator juru bicara (jubir) partai karena dianggap telah membangkang dari partai dengan mendukung calon gubernur incumbent DKI Basuki Tjahja Purnama (Ahok).

Tak tinggal diam dirinya dinonaktifkan dengan cara tidak elegan. Ruhut akhirnya angkat bicara terkait reposisi dirinya yang sekarang menjadi ketua departemen koordinasi Polhukam Partai Demokrat.

Menurutnya, keputusan ini diambil karena Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Amir Syamsuddin merasa kecewa dengan dirinya, lantaran tidak membela anggota Komisi III DPR I Putu Sudiartana yang merupakan Wasekjen Demokrat saat terkena operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK.

"Waktu Putu tertangkap tangan, gua ini Juru Bicara Demokrat, gua ini antikorupsi. Statement aku Putu dipecat, membuat Amir Syamsuddin dan kawan-kawan marah, dan bikin pertemuan. Aku koordinator gak diundang," kata Ruhut saat dihubungi, Senin (22/8/2016).

Mulai dari situ, lanjut Ruhut, Amir langsung bertemu dengan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan membawa agenda menjelek-jelekan dirinya, dengan kabar yang tidak benar soal kasus Putu.

"Mereka lapor ke SBY kemana-kemana. Sedangkan partai kita mengatakan tidak pada korupsi," ujarnya.

Jadi saat jumpa pers terkait klarifikasi kasus Putu, ujar Ruhut, Amir dengan ditemani Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan, Ketua Fraksi Demokrat Edhie Baskoro, dan Wasekjen Demokrat Rachlan Nashidik, masih bersikukuh kalau Putu tidak terkena operasi tangkap tangan (OTT), namun saat itu KPK langsung menyatakan kalau Putu terkena OTT.

"Setelah mereka konpers, KPK bilang itu tertangkap tangan. Mereka (Amir) langsung diam. Rusak kan partai kalau gitu, sedangkan partai kita mengatakan tidak pada korupsi," jelasnya.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan pada Selasa (28/6/2016) malam. Sebanyak enam orang diamankan dalam operasi itu di empat lokasi berbeda.

Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan mengungkapkan bahwa operasi tangkap tangan ini berhubungan dengan rencana pembangunan 12 ruas jalan yang anggarannya berasal dari APBN-P 2016 di Sumatera Barat.

Enam orang yang diamankan KPK saat itu, yakni I Putu Sudiarta (anggota Komisi III DPR RI), Noviyanti (Sekretaris Putu), Muchlis (suami dari Noviyanti), Suhemi (pengusaha), Yogan Askan (pengusaha), dan Suprapto (Kepala Dinas Prasarana, Jalan, Tata Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Barat).
0 Komentar