JAKARTA, Tigapilarnews.com- PT Angkasa Pura II (AP II) menyampaikan permohonan maaf atas belum maksimalnya pengelolaan Terminal 3 (T3) Ultimate Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada penerbangan perdana 9 Agustus 2016.Pasalnya, banyak penumpang yang kecewa dengan pelayanan di bandara anyar tersebut. Pelaksana tugas Direktur Utama PT Angkasa Pura II (AP), Djoko Murdjatmodjo, mengatakan pihaknya mengakui berbagai kendala yang dialami, di antaranya gangguan listrik.“Sekali lagi kami minta maaf. Kami siap menerima masukan, yang penting kami berkomitmen untuk menerima masukan dari penumpang," ujarnya di kantor PT AP II di Tangerang, Kamis (11/08/2016).Menurut Djoko, terdapat berbagai kendala ketika pengoperasian perdana. Namun kendala tersebut, kata dia masih bisa diatasi. “Masalah-masalah itu mulai dari bingungnya penumpang di bandara, penumpukan kendaraan di wilayah kedatangan, hingga padamnya listrik di sebagian wilayah Terminal 3. Tapi pada akhirnya bisa kami kendalikan,” ucapnya.Dia menambahkan, berbagai kendala tersebut merupakan hal yang wajar pada setiap bandara baru yang pertama kali beroperasi. Sebab selain penumpang yang masih asing terhadap terminal ini, para petugas dan karyawan bandara atau maskapai masih juga masih belum familier terhadap terminal baru."Karena adanya kekurangan disana-sini, ya namanya fasilitas baru. Sekarang banyak penumpang yang duduk di lantai dipanggil malah asyik selfie. Jadi menurut kami pasti itu terjadi dengan bandara baru, dan pastinya juga bisa diselesaikan," tandasnya.Di tempat yang sama, Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Keterbukaan dan Informasi Publik, Dewa Made J Sastrawan, mengatakan bahwa Kemenhub telah memberikan izin operasi. Artinya, persyaratan dalam no go item telah clear.“Kalau Kemenhub sudah keluarkan izin, itu berarti sudah tidak ada masalah. Dengan demikian kalau ada fasilitas yang belum selesai, itu tidak ada hubungannya dengan teknis penerbangan,” ungkapnya.Dia menambahkan, Kementerian Perhubungan selaku regulator juga akan terus memantau perkembangan di Terminal 3 dengan berkoordinasi bersama PT AP II.“Di terminal yang belum ada adalah sektor komersial. Lisrik semua sudah siap, dan kejadian beberapa waktu lalu isolated, hanya di lounge Garuda. Untuk itulah, maka kita harus menyadari semua bahwa itu adalah fase baru, maka memerlukan satu adjustmen, sosialisasi. Sementara Kemenhub selaku regulator terus monitoring melalui otoritas bandara selaku perpanjangan tangan Kemenhub di bandara,” pungkasnya.(exe/ist)