JAKARTA, Tigapilarnews.com - Komisi III DPR mengapresiasi kinerja Badan Narkotika Nasional (BNN) yang mengungkap masuknya narkoba menggunakan tiang pancang beton layak. Pengungkapan kasus ini merupakan semakin beragamnya modus perdagangan narkoba lintas negara."Modus seperti ini cukup mengkhawatirkan, karena dalam setiap tiang pancang bisa menampung hingga 5 kilo sabu. Jumlah ini adalah angka serius untuk peredaran narkoba di Indonesia," kata Anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Alhabsyi dalam keterangan pers, Kamis (21/7/2016).Secara khusus, Aboe meminta, BNN perlu bekerja sama dengan Bea Cukai untuk meningkatkan pengawasan setiap barang dari Tiongkok yang masuk ke Indonesia.Hal ini perlu dilakukan sebagai bentuk antisipasi dan kewaspadaan. Menurut data yang ada, mayoritas narkoba yang dipasok ke Indonesia berasal dari neegri Tirai Bambu ini."Bahkan bila tak salah menurut BNN ukurannya sudah puluhan ton. Karenanya, detail inspeksi setiap barang import dari Tiongkok harus ditingkatkan. Jangan sampai dimanfaatkan sebagai media untuk memasukkan narkoba ke Indonesia," ujarnya.Lebih lanjut politikus PKS ini mengungkapkan, data dari PPATK disinyalir dalam sehari ada 15 sampai 20 transaksi narkoba, dengan nilai total transaksinya bisa mencapai 3,6 Trilyun."Saya berharap BNN memfollow up data yang sudah diberikan PPATK tersebut untuk membongkar dan menumpas jaringan narkoba dari China tersebut," tegasnya."Oleh karenanya kerja sama dan sinergi antar penegak hukum harus ditingkatkan agar bisa membendung Indonesia dari serangan perdagangan narkoba," tandas dia.