JAKARTA, Tigapilarnews.com- Seri balap ketujuh MotoGP bakal kembali ke Spanyol dalam balapan Sirkuit Catalunya akhir pekan nanti.Namun intrik strategi pembalap mulai terang-terangan dimunculkan di Grand Prix Italia. Dua pekan lalu, strategi Valentino Rossi merangkul Maverick Vinales jadi topik yang cukup diperdebatkan.Meski pada akhirnya Rossi gagal mendulang poin karena YZR-M1 mogok di lap kesembilan race sesungguhnya, joki Movistar Yamaha sempat bersinar di sesi kualifikasi sehari sebelumnya. Sempat terseok-seok selama latihan, The Doctor bisa mengunci posisi pole usai mengalahkan Vinales di akhir kualifikasi.Ketika itu, muncul anggapan bahwa Rossi dan Vinales sudah merancang strategi di kualifikasi. Pertama kali yang mencetuskan kalimat itu adalah pembalap Repsol Honda Marc Marquez yang mengatakan melihat dua pesaingnya itu kerap bicara serius di sela-sela latihan bebas.Jorge Lorenzo juga dimintai tanggapan soal duet Rossi-Vinales di posisi terdepan, namun ia menjawab santai dengan mengatakan itu cuma kebetulan. Namun menurut pengamatan mantan pembalap Randy Mamola, hal itu adalah bentuk strategi Rossi agar bisa menang di hadapan pendukungnya sendiri."Bukan pertama kalinya mereka bekerja sama di Mugello. Itu juga terjadi di Argentina dan juga di Le Mans (Prancis). Tapi fakta Rossi bisa mendapat pole di Italia, di depan para penggemarnya sendiri, menempatkan strategi itu sangat terlihat," beber Mamola dalam kolom Motorsport, Rabu (01/06/2016)."Mari dicermati, di satu sisi memang normal bagi sebagian orang merasa aneh melihat dua pembalap dari tim berbeda dan negara berbeda saling membantu satu sama lain. Jika juga memperhitungkan, dalam waktu enam bulan ke depan mereka berdua akan jadi rekan setim di Yamaha, di mana Rossi adalah sorotan. Cukup normal jika melihat orang-orang merasa tercela,"Sayang, strategi itu diganggu masalah teknis. Insiden kerusakan YZR-M1 di Mugello membuat Rossi gagal finis sejak lap kesembilan. Pun dengan Vinales, Suzuki GSX-RR yang ia tunggangi juga disebut mengalami masalah yang membuatnya cuma bisa finis di posisi enam.Mamola menambahkan, apapun yang dilakukan Rossi di Mugello kemarin patut dihargai. Terlebih, lanjutnya, pembalap berusia 37 tahun itu melakukannya atas dasar memenuhi ambisi meraih gelar juara dunia musim ini."Secara pribadi, sebelum menilai situasi semacam ini, saya ingin berikan gambaran. Seseorang yang seperti Valentino, pembalap berusia 37 tahun dan punya semua untuk membuktikan kapasitasnya, menggunakan strategi semacam ini untuk menunjukkan ambisinya dan kelaparannya. dan Anda harus menghargai itu," tandasnya.Selanjutnya, Rossi akan kembali bertarung di Grand Prix Catalunya, Minggu (05/06/2016) nanti. Bawa misi menebus kesalahan di Italia kemarin, juara dunia sembilan kali itu terhalang rekor kemenangan di markas Lorenzo dan Marquez tersebut.(exe/ist)