Laporan : Evi AriskaJAKARTA, Tigapilarnews.com – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) menilai, seharusnya pascapenghapusan resmi 3 in 1 menuju ke ERP, bisa diberlakukan dahulu sistem ganjil genap."Itukan sudah ada kajian dari dulu. Kalau 3 in 1 tidak, harusnya ganjil genap menuju ERP," kata Basuki di Jakarta, Senin (16/5/2016).Apalagi, Ahok mengaku sudah meminta Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) untuk kembali mengkaji bagaimana cara menerapkan sistem ganjil genap."Tolong Bapak pelajari bikin FGD (forum group discussion) diskusi grup ada forumnya manfaat mudaratnya gimana? Razianya gimana nanti? Orang ganti plat gimana? Kalau kalian udah siap jalan kan. Sambil nunggu ERP," tandas Ahok.Lebih jauh, Ahok meyakini, pengawasan sistem ganjil genap relatif mudah."Enggak susah juga. Ada CCTV begitu banyak? Begitu lampu merah petugas akan datang memeriksa secara random STNK Anda, begitu ketangkap kamu ini kriminal loh, pidana loh," katanya.Namun implementasi hukumnya, menurut Ahok, akan lebih merepotkan. Sebab, kata dia, polisi diminta untuk mengecek surat-surat mobil setiap lampu tanda berhenti menyala."Kalau mau jalankan ganjil-genap boleh. Tapi tiap kali lampu merah, kamu harus berani langsung 20 orang 50 orang ketok pintu. Cek STNK, begitu ada palsu pidana. Mobil ditahan. Sekali aja kamu ngerjain gitu, pasti ciut nyalinya (para pelanggar lalu lintas)," pungkasnya.