Kamis, 14 April 2016 01:05 WIB

Bayi Tabung, Solusi Untuk Memiliki Keturunan

Editor : Rajaman
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Memiliki buah hati merupakan harapan setiap pasangan suami istri (pasutri) yang sudah menikah. Namun, dalam kenyataannya tidak semua pasutri dengan mudah mendapatkan anak. Bahkan ada juga yang harus bersabar hingga bertahun-tahun lamanya untuk mendapatkan buah hati.

Ada beberapa faktor mengapa pasutri hingga saat ini belum juga memiliki keturunan. Dan ditengah masyarakat Indonesia sendiri, ada beberapa asumsi yang beredar mengenai faktor penyebabnya yang belum bisa dipastikan kebenaranya. Seperti halnya sperma suami encer sehingga tidak bisa membuahi, terlalu sering menggunakan alat kontrasepsi atau KB dan lain sebagainya.

Menurut dr.Harijanto,SpOG,MM dari klinik Teratai RS Gading Pluit, manusia pada dasarnya memang sulit untuk hamil. Biasanya, butuh waktu yang cukup untuk terjadinya kehamilan alami.

"Kemungkinan pada manusia relatif sulit, persentasenya sekitar 20%-25% dalam satu bulan berhubungan seksual tanpa kontrasepsi. Jadi untuk hasil yang alami, walaupun sangat subur sekalipun harus dilakukan setidaknya 12 bulan," jelasnya.

Lebih lanjut, jika dalam waktu 12 bulan belum ada hasil, pasien disarankan segera memeriksakan diri. Namun di beberapa kasus, ada pasien yang dalam enam bulan diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan.

"Biasanya setelah satu tahun menikah harus periksa, tapi ada juga pasien yang harus periksa dalam enam bulan jika usianya sudah lebih dari 35 tahun, ada gangguan haid, riwayat infeksi panggul, atau operasi abdomen dan masalah disfungsi seksual," imbuhnya.

Faktor Penghambat

Banyak faktor yang menyebabkan suami istri belum juga memiliki keturunan, apalagi mereka yang tinggal di kota-kota besar. Infertil atau kurang subur menjadi salah satunya. Kurang lebih 10%-11% dari pasangan usia subur mengalami masalah infertilitas ini, dimana penyebabnya bisa dari pihak laki-laki, wanita atau dari kedua-duanya, ataupun dari sebab yang tidak diketahui. Tentu saja hal ini memerlukan penanganan yang terpadu, waktu khusus dan biaya yang besar.

Sayangnya banyak pasangan yang sebenarnya infertil tetapi tidak tahu atau belum pernah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Sperma yang bermasalah juga berdampak pada sulitnya memiliki keturunan.

"Bukan hanya wanita saja yang bermasalah. Tapi pria juga. Paling sering yang ditemui itu jumlahnya sedikit dan geraknya lambat. Bahkan, ada juga yang spermanya tidak ada," ujarnya.

Dr Harijanto sendiri mengakui tidak mengetahui secara pasti penyebab sperma bermasalah. Namun umumnya, hal tersebut lebih kepada faktor risiko. "Kita memang tidak tahu penyebabnya, tapi ada beberapa faktor seperti berat badan yang bisa akhirnya bisa jadi pemanasan pada buah zakar, gaya hidup juga seperti merokok, alkohol," terangnya.

Lebih lanjut, permasalahan pada sperma sendiri sebagian besar tidak bisa disembuhkan. Meski begitu, harapan untuk memiliki keturunan tetap bisa didapat melalui cara lain.

"Sebagian besar tidak bisa diobati. Biasanya kalau yang berat umumnya langsung disarankan ke bayi tabung. Tapi kalau masih memungkinkan, bisa inseminasi sampai tiga kali," ujarnya.

Gaya hidup juga turut berkontribusi menjadikan pasangan suami istri tidak subur. Lihat saja kini banyak pasangan yang menunda perkawinan. Padahal usia 35 tahun keatas pada wanita kesuburannya akan menurun dan menurun drastis di usia 37 tahun keatas hingga akhirnya menopouse diatas 40-45 tahunan.

Hal ini terjadi karena cadangan sel telur akan terus berkurang setiap wanita mengalami menstruasi dan lama kelamaan akan habis. Banyak wanita yang tidak menyadari akan hal ini dan menunda pemeriksaan hingga akhirnya terlambat dan tidak bisa terobati lagi.

Bagi pria hal ini tidak berlaku karena pria memiliki “pabrik sperma” yang diproduksi tiap hari di testis selama anatominya normal. Selain itu kebiasan merokok, konsumsi caffeine dan alcohol juga jadi salah satu pemicu baik pada wanita maupun pria menjadi infertil

Harga Terjangkau

Seiring perkembangan teknologi, banyak cara untuk mendapatkan keturunan. Salah satunya adalah melalui program bayi tabung di Teratai Fertility Clinic atau Klinik Teratai, Rumah Sakit Gading Pluit, Jakarta Utara tanpa harus ke luar negeri.

Klinik yang terletak di lantai 4 ini didukung oleh para dokter ahli fertilitas dan bayi tabung dan tim embriologist yang sangat terlatih di dalam maupun luar negeri dan berpengalaman dibidangnya selama lebih dari 20 tahun. Klinik Teratai juga memiliki konselor dan paramedik yang handal dan berpengalaman.

Klinik Teratai merupakan klinik yang memiliki konsep “One Stop Fertility Services” yang ditunjang oleh fasilitas-fasilitas canggih seperti laboratorium andrologi, laboratorium embriologi, Instalasi Radiologi dan ruang Laparoscopy.

Program bayi tabung di Klinik Teratai dilakukan dengan metode:

* In Vitro Fertilisasi (IVFdgxygdgrrrrrrrrryvh) merupakan suatu teknik reproduksi berbantu atau tehnik rekayasa reproduksi dengan mempertemukan sel telur (oosit) matang dari istri dengan spermatozoa dari suami di luar tubuh manusia agar terjadi fertilisasi.

* Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI) merupakan suatu teknik reproduksi berbantu atau teknik rekayasa reproduksi dengan cara menyuntikkan satu spermatozoa langsung ke dalam sitoplasma oosit agar dapat terjadi fertilisasi.

Dalam kurun waktu 8 tahun Klinik Teratai telah berhasil melakukan bayi tabung lebih dari 300 bayi mulai dari kehamilan tunggal, kembar dua hingga kembar tiga. “Tingkat keberhasilan (pregnancy rate) dari mulai melayani Program Bayi Tabung antara 30% - 45%,” ujarnya.

Untuk mengikuti program bayi tabung tidak perlu ke luar negeri. Selain kualitas tergolong sama, menjalankan program bayi tabung di dalam negeri dapat lebih meringankan biaya.

Bagi anda yang ingin mengikuti program bayi tabung di Klinik Teratai, mulai tanggal 20 April-30 Juni 2016 memberikan harga spesial dengan harga terjangkau yakni Rp37juta rupiah. Klinik Teratai juga mengadakan Kelas Konseling bulanan secara gratis bagi pasangan suami istri yang ingin memiliki keturunan
0 Komentar