JAKARTA, Tigapilarnews.com - Pemerhati Timur Tengah, Faisal Assegaf mengatakan undangan wartawan senior Indonesia ke Tel Aviv, Israel atas undangan kementerian luar negeri Israel, tidak lepas dari keinginan Israel untuk membangun hubungan diplomatik resmi dengan Indonesia.Menurut Faisal, Israel menginginkan agar Indonesia tidak hanya membuka kantor perwakilan di Palestina, tapi juga di Israel."Jubir Israel, Emmanuel Nahshon pernah mengatakan pada saya, bahwa pembukaan kantor konsul kehormatan Indonesia di Palestina adalah urusan Pemerintah Indonesia, tapi menurutnya kalau memang mau etis dan mau menjadi negosiator hubungan Palestina dan Israel, maka sebaiknya Indonesia juga membuka kantor konsulnya di Israel," ujar Faisal, Selasa (29/3/2016) siang.Undangan bagi para wartawan senior itu sendiri, menurutnya adalah salah satu bagian untuk mencapai tujuan tersebut."Jadi undangan kepada para wartawan senior itu tujuannya, yah agar Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel yang tentu saja tidak mungkin dilakukan selama Israel menjajah Palestina. Kunjungan itu secara penuh dibiayai oleh kementerian luar negeri Israel," jelas Faisal.Lebih lanjut, Faisal menjelaskan kunjungan itu juga ada kaitannya dengan penolakan Menlu Indonesia Retno Marsudi oleh Israel untuk berkunjunng ke TepiBarat. "Saya mendapatkan informasi yang meski dibantah oleh kemenlu sendiri bahwa Israel mendapatkan kabar bahwa pada tanggal 11 Maret 2016, Menlu akan berkunjung ke Palestina. Lalu, datanglah Dirjen Asia Pasifik Kemenlu Israel, Mark Sofer, ke Indonesia, dan mereka membuat perjanjian bahwa jika Rento ke Palestina, maka wajib juga ke Israel untuk bertemu para pejabat Israel," ungkap Faisal.Faisal melanjutkan bahwa kunjungan itu juga berkaitan dengan pernyataan Israel di Konferensi Keamanan Dunia di Jerman beberapa waktu lalu. Bahwa mereka sudah memilih saluran bebas dengan negara-negara Arab dan negara-negara Muslim seperti Indonesia."Tapi jelas kunjungan wartawan Indonesia itu akan menyakitkan karena kunjungan itu dilaksanakan saat munculnya gerakan intifada ke 3 yang saat ini sudah menewaskan 200 lebih rakyat Palestina," tutur Faisal.Faisal menegaskan Israel jelas ingin memperbaiki citra kurang terpuji yang kerap membunuhi rakyat tidak berdosa dan orang tidak berdaya."Kemarin ini ada kejadian anak remaja ditembak mati oleh tentara Israel hanya karena membawa pisau dan ada orang terluka di jalanan dan tidak berdaya juga ditembak mati ditempat oleh tentara Israel," tegas pendiri situs
albalad.co ini lagi.Dia pun menyayangkan sikap para wartawan senior itu terlebih dari media-media yang selama ini dikenal sebagai pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi), tapi saat ini justru melakukan hal yang sangat paradok dengan keinginan Presiden Jokowi sendiri dan tidak sejalan dengan prinsip Nawa Cita Bung Karno yang mereka gadang-gadangkan selama ini."Mereka (wartawan senior) tampaknya tidak tahu bagaimana Israel melecehkan dan mendzalimi rakyat Palestina. Di tepi barat saat ini banyak pemukiman ilegal yang dikecam oleh seluruh komunitas international, dan di jalur Gaza sendiri ada 600 pos pemeriksaan, di mana tentara Israel bisa melakukan apapun terhadap rakyat Palestina termasuk pelecehan,” tandas Faisal.“Untuk melewati jalur Gaza, rakyat Palestina harus melewati beberapa pemeriksaan dan satu pos pemerisaan bisa berlangsung berjam-jam, pemblokadean membuat rakyat Palestina menderita. Belum lagi pembagunan tembok yang memisahkan rakyat Palestina dan Israel sepanjang 750 kilometer, dan terus beroperasinya keamanan di sana. Jelas mereka wartawan tersebut tidak sensitif,meski hal itu dibiayai oleh Israel," pungkas Faisal.
(wan)