7 jam yang lalu
JAKARTA, TIGAPILARNEWS.COM- Era "chat dulu, transfer nanti" yang seringkali berujung pada pesanan batal atau pusingnya rekap manual, mungkin akan segera menjadi cerita masa lalu.
Raksasa fintech pembayaran Indonesia, DOKU, pada Senin (4/8) meluncurkan 'senjata' baru yang siap mengubah total cara pebisnis berjualan online: DOKU PayChat. Ini bukan sekadar chatbot biasa.
Tapi, solusi revolusioner yang menyulap aplikasi chat favorit sejuta umat, WhatsApp, menjadi kanal transaksi dari hulu ke hilir. Pelanggan kini bisa chat, pesan, dan bayar, semuanya dalam satu jendela percakapan yang sama, tanpa perlu lagi drama pindah aplikasi.
Menjawab "Keribetan" yang Dihadapi Pebisnis
Peluncuran ini didasari oleh sebuah pemahaman mendalam tentang perilaku pasar Indonesia. Jutaan transaksi setiap hari dimulai dari obrolan di WhatsApp, namun proses pembayarannya seringkali menjadi titik paling rawan.
"DOKU PayChat mencerminkan cara bisnis dan konsumen Indonesia berinteraksi saat ini, yaitu melalui chat," ujar Co-Founder dan Chief of Marketing Officer DOKU, Himelda Renuat, dalam sesi media di Jakarta, Senin (4/8).
"Dengan menghilangkan kebutuhan untuk berpindah aplikasi, layanan ini memberikan pengalaman transaksi yang lebih mulus. Kemudahan ini membantu meningkatkan konversi dan mengurangi risiko pembatalan transaksi,” tambahnya.
Solusi ini dirancang sebagai "obat" untuk penyakit kronis para pebisnis online: mulai dari keranjang belanja yang ditinggalkan, penagihan manual yang memakan waktu, hingga pencatatan transaksi yang berantakan.
Fitur-fitur seperti pengiriman tagihan massal (bill broadcast) dan dasbor terpusat untuk memantau transaksi secara real-time dihadirkan untuk membuat operasional bisnis jauh lebih efisien.
Kenapa WhatsApp? Jawabannya Sederhana
Pilihan untuk menjadikan WhatsApp sebagai 'medan pertempuran' utama bukanlah tanpa alasan. Rama Prahara, Chief of Product Experience DOKU, menjelaskannya dengan lugas.
"WhatsApp sangat mudah. Tinggal langsung dipakai, tidak perlu mengajari lagi orang cara memakainya. Pengguna WhatsApp Business juga sangat besar di Indonesia," jelasnya.
Rachma Kandini, Vice President of Biller as a Service DOKU, menambahkan bahwa layanan ini tidak bertujuan untuk mengganggu yang sudah ada, melainkan melengkapi.
"PayChat memperluas bagaimana pelanggan bisa menyelesaikan pembayaran dengan aplikasi yang familiar, sehingga merchant tidak perlu melakukan effort lebih untuk edukasi dan integrasi teknis," katanya.
Diluncurkan dari Posisi Puncak Langkah inovatif ini diambil DOKU dari posisi yang sangat kuat. Pada semester pertama 2025, perusahaan mencatatkan pertumbuhan jumlah transaksi yang fantastis sebesar 85% dari tahun ke tahun.
Yang lebih fenomenal adalah pertumbuhan transaksi melalui QRIS, yang meroket hingga 1.200%. Angka ini menunjukkan bahwa DOKU tidak hanya tumbuh, tetapi juga berada di garda terdepan dalam memimpin tren pembayaran digital di Indonesia.
Dengan basis lebih dari 300.000 merchant yang sudah ada di dalam ekosistemnya, DOKU PayChat memiliki landasan yang sangat kokoh untuk diadopsi secara luas.
"Semua produk kita inginnya bisa dipakai oleh semua kalangan, mulai dari individu, perusahaan, hingga pemerintah," ungkap Himelda.
DOKU PayChat bukan lagi sekadar produk baru. Ia adalah sebuah penegasan bahwa masa depan commerce terletak pada percakapan. Sebuah masa depan di mana setiap obrolan dengan pelanggan adalah potensi emas yang bisa langsung diubah menjadi transaksi nyata, aman, dan tanpa hambatan.(des)