8 jam yang lalu

Makna Filosofis di Balik Tenun Kalumpang, Rumit dan Tertua

Editor : Yusuf Ibrahim
Pembutan kain tradisional. (foto istimewa)

JAKARTA, TIGAPILARNEWS.COM- Bazar Kreasi Bhayangkari Nusantara 2025 di Jakarta Convention Center (JCC) menyuguhkan beragam kekayaan budaya Indonesia.

Salah satunya Tenun Kalumpang yang merupakan kain tradisional tertua dari Sulawesi Barat (Sulbar).

Stan Bhayangkari Polda Sulawesi Barat (Sulbar) yang menampilkan tenun Kalumpang, kain tradisional tertua di Sulbar tersebut langsung mendapat perhatian dari Ketua Umum Bhayangkari Juliati Sigit Prabowo.

Juliati Sigit Prabowo yang mengunjungi Stan Polda Sulbar tampak berbincang langsung dengan Ketua Bhayangkari Daerah Sulbar Miranti Adang. Dalam kesempatan itu, Miranti menjelaskan detail teknik dan bahan baku yang digunakan untuk membuat kain tersebut.

Menurut Miranti, kain tersebut terbuat dari kulit kayu yang diolah secara tradisional menjadi serat halus. Selanjutnya ditenun dengan tangan. 

“Tenun Kalumpang/Sekomandi memiliki 11 macam motif utama. Motif tenun yang paling populer ialah motif Ulu Karua yang bermakna delapan ketua adat atau delapan pemangku adat,” katanya, Senin (28/7/2025).

Keunikan tenun Kalumpang juga terletak pada pewarna alaminya. Miranti menjelaskan, warna-warna alami dan tahan lama dihasilkan dari bahan-bahan seperti akar mengkudu, daun tarum (indigo) dan tanah liat. Proses pewarnaan alami ini tidak hanya menghasilkan warna yang indah, tetapi juga ramah lingkungan.

Tidak hanya itu, tenun Kalumpang juga menyimpan nilai sejarah dan budaya yang dalam. Motif-motifnya terinspirasi dari alam sekitar, simbol-simbol leluhur, dan kosmologi lokal, mencerminkan warisan budaya megalitikum Kalumpang.

“Setiap motif memiliki makna filosofis, misalnya terkait perlindungan dan keseimbangan,” ucapnya.

Kehadiran stan Bhayangkari Polda Sulbar di Bazar Kreasi Bhayangkari Nusantara 2025 menjadi bukti nyata dukungan terhadap pelestarian warisan budaya lokal. Acara ini juga menjadi ajang promosi produk unggulan daerah dan pemberdayaan masyarakat.(san)


0 Komentar