5 jam yang lalu
JAKARTA, TIGAPILARNEWS.COM- Penanganan kasus tragedi tewasnya tiga warga dalam pesta rakyat pernikahan Maula Akbar Mulyadi Putra, anak sulung Gubernur Jabar Kang Dedi Mulyadi (KDM) dengan Wabup Garut Luthfianisa Putri Karlina diambil alih Polda Jabar.
Sampai saat ini, Polda Jabar masih melakukan penyelidikan awal untuk mengungkap penyebab utama sehingga peristiwa itu terjadi.
"Diambil Polda Jabar (Penanganan kasus). Kami masih terus lakukan asistensi terhadap penyelidikan kasus tersebut," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan, Senin (21/7/2025).
Kombes Hendra menyatakan, penyelenggara acara atau event organizer (EO) berpotensi diperiksa oleh Polda Jabar. EO merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan acara.
"Tahapan kami adalah penyelidikan awal. Kalau mempelai kan sudah menyerahkan (penyelenggaraan acara) kepada EO," ujar Kombes Hendra.
Diketahui, tragedi itu terjadi di Pendopo Garut pada Jumat 18 Juli 2025. Polisi menyebut ribuan warga berdesakan di gerbang pendopo untuk mendapatkan makanan gratis yang disediakan panitia sekitar 5.000 paket.
Sedangkan massa yang datang hampir dua kali lipat dari jumlah ketersediaan makanan. Akibatnya, tiga orang meninggal dunia akibat berdesakan dan terinjak-injak. Selain itu, 30 orang pingsan dan luka-luka.
"Kronologi awalnya, di pendopo disiapkan paket makanan gratis. Jumlahnya, informasi awal yang kami dapatkan adalah 5.000 pack. Masyarakat mengantre di luar pintu pendopo," kata Kabid Humas.
Sebelum acara dimulai, ujar Kombes Hendra, ribuan warga Garut dan luar derah sudah memadati kawasan pendopo. Mereka datang sejak pagi hari untuk menghadiri berbagai kegiatan rangkaian pesta pernikahan Maula Akbar-Putri Karlina yang direncanakan berlangsung hingga malam.
Saat gerbang pendopo dibuka, massa menyerbu berebut masuk. Aparat keamanan lalu menutup sebagian gerbang pendopo masuk untuk mengantisipasi kericuhan di tempat makan. Namun, langkah tersebut tak cukup menahan desakan massa dari luar.
"Masyarakat yang berdatangan dari luar itu lebih banyak. Mereka mau masuk semua. Sehingga ketika dibatasi seberapa, akhirnya dorongan dari dari luar sangat deras," tutur Kombes Hendra.
Kabid Humas mengatakan, penutupan sebagian gerbang pendopo justru menyebabkan penumpukan massa. Akibatnya, sejumlah warga terjatuh dan terinjak-injak.
Beberapa di antaranya mengalami cedera seperti lebam, keseleo, dan pingsan. Korban kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat.
"Para korban terjatuh, kemudian terinjak-injak di sini (gerbang pendopo)," ucap Kabid Humas.
Sementara itu, Kang Dedi Mulyadi menyatakan siap diperiksa polisi jika diminta memberikan keterangan terkait insiden dalam acara syukuran tersebut.
"Enggak ada masalah. Kan semua orang kedudukannya sama di depan hukum. Mau anak saya, mau saya, kan kalau ada panggilan harus datang dan memberikan keterangan secara benar," katanya.(mar)