Rabu, 09 April 2025 19:53 WIB
Jakarta, TIGAPILARNEWS.COM- Komisaris Utama PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) Zainudin Amali menjelaskan bahwa institusinya selalu membantu klub-klub peserta Liga Indonesia untuk mencari jalan keluar perihal masalah lisensi klub atau masalah-masalah lainnya.
“Licensing ini kita enggak main-main, yang penting udah ya, kita bisa tetap (berkompetisi). LIB membantu mencarikan jalan keluar. Kita tentu berterima kasih kepada pemerintah yang telah membantu menyiapkan lapangan oleh Presiden Prabowo,” kata Zainudin kepada para pewarta pada jumpa pers di Jakarta, Selasa.
“Mungkin nanti sesuai kesepakatan seperti yang telah dilakukan Pak Teddy di Persib. Beliau bisa membuat kerja sama GBLA dengan Persib selama 30 tahun,” lanjutnya memberi contoh.
Pada Mei tahun lalu, hanya sembilan dari 18 klub Liga 1 yang memenuhi dokumen untuk masuk ke sistem Club Licensing Administration System (CLAS) dari AFC. Kesembilan klub itu adalah Bali United FC, Borneo FC Samarinda, Persik Kediri, Madura United FC, Persebaya Surabaya, Persib Bandung, dan Persija Jakarta.
Dalam kesempatan itu, Direktur Operasional PT LIB Asep Saputra menjelaskan bahwa pihaknya sudah memberi penegasan kepada klub-klub peserta bahwa urusan lisensi akan terkait erat dengan pemberian kontribusi komersial dari PT LIB.
“Liga juga sudah memberikan penekanan sejak musim lalu, bahwa klub yang tidak dapat licensing itu tidak akan dapat kontribusi komersial, jadi ini bentuk trigger kita, stimulus kepada para klub untuk bisa mengikuti,” ucap Asep.
“Kalau musim 2024/2025 ini adalah sebagai ‘SIM’ untuk mengikuti Liga 1 tahun depan. Klub liga 1 yang gagal dalam salah satu kriteria yang dari lima tadi, maka ada sanksi pengurangan poin di musim yang akan datang,” lanjutnya.
Asep kemudian menjelaskan bahwa terdapat lima hal yang membuat suatu klub dapat disebut profesional, yakni asas, keolahragaan, legal, personal dan admin, infrastruktur dan keuangan.
“Tentu ada saatnya kita bantu, ada saatnya kita kencang juga, bukan semata-mata ada pandangan ah saya kan tidak lolos ke AFC, kan ada nasional klub licensing juga. Platformnya sama dengan sistem AFC, hanya ada beberapa sedikit relaksasi di beberapa standar,” pungkasnya.(des)