Rabu, 09 April 2025 19:46 WIB
JAKARTA, TIGAPILARNEWS.COM- Pertemuan Presiden ke-8 RI Prabowo Subianto dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri akhirnya terlaksana di Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin, 7 April 2025 dalam suasana silaturahmi Idulfitri 1446 H.
Pertemuan yang sudah direncanakan sejak lama ini terlaksana dalam situasi mendadak dan senyap. Pertemuan ini disambut baik oleh berbagai kalangan karena dianggap sebagai pertemuan penting.
Dalam berbagai kesempatan, Megawati menyatakan PDIP berada di luar kekuasaan yang kerap bersikap kritis terhadap pemerintah. "Pertemuan antara Prabowo dan Megawati menandakan babak baru hubungan politik Ketua Umum PDIP Megawati dan pemerintah," ujar Khalid Zabidi dari lembaga kajian GREAT Institute, Rabu (9/4/2025).
Pertemuan politik kedua tokoh nasional ini merupakan langkah politik dari Presiden Prabowo yang mengedepankan kenegarawanan. "Di sini tampak kebesaran hati Prabowo yang saat ini berstatus kepala negara bertamu datang ke kediaman Megawati di Teuku Umar demi berpolitik yang mengedepankan kepentingan nasional penuh dengan jiwa kenegarawanan," katanya.
Pertemuan ini juga tidak lepas dari peran Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad yang intens melakukan komunikasi politik di antara kedua belah pihak. Dasco mempunyai pengalaman membangun rekonsiliasi politik nasional saat bangsa menghadapi suasana keterbelahan selepas Pilpres 2019 di mana Prabowo bergabung ke kabinet pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan KH Mar'uf Amin.
"Ini jadi kali kedua Sufmi Dasco melakukan langkah membangun rekonsiliasi politik setelah usai Pilpres 2019 di mana Prabowo masuk pemerintahan Jokowi sebagai menhan," ucapnya.
Sehubungan dengan pertemuan Megawati dan Prabowo, Sudarto, ahli komunikasi politik dari Universitas Pancasila menanggapi bahwa pertemuan itu penting bagi kedua belah pihak.
"Pertemuan 2 tokoh ini sangat penting buat bangsa setelah tercabik-cabik usai Pilpres 2024 lalu. Pertemuan antara Prabowo dan Megawati menjadi simbol persatuan dan kekompakan untuk bersama membangun Indonesia," kata Sudarto yang juga Doktor Komunikasi Politik Universitas Pancasila.
Di tengah situasi dunia dan Indonesia yang sedang mengalami tekanan ekonomi dunia yang sedang tidak menentu, langkah politik dua tokoh bangsa ini patut diapresiasi.(des)