6 jam yang lalu

Pelestarian Kebudayaan Betawi Dihadirkan dalam Bentuk Kurikulum Sekolah,

Editor : Yusuf Ibrahim
Lenong Betawi. (foto istimewa)

JAKARTA, TIGAPILARNEWS.COM- Calon Gubernur (Cagub) Jakarta Nomor Urut 1, Ridwan Kamil menghadiri peluncuran Gerbang Betawi atau Gerakan Membangun Kebudayaan Betawi.

Peluncuran tersebut digelar di Marunda Pulo, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis 21 November 2024. Kegiatan tersebut merupakan sebagai bentuk apresiasi warga Marunda yang mendukung program pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO).

Peluncuran program Gerbang Betawi diselenggarakan langsung oleh Badan Musyawarah Betawi (Bamus Betawi) bersama para relawan. Acara tersebut diramaikan panggung gembira untuk masyarakat serta menampilkan kebudayaan Betawi, seperti Lenong Betawi, yang diikuti para seniman senior asal Betawi seperti Opie Kumis dan Haji Bolot.

Kegiatan tersebut dimeriahkan dengan kehadiran UMKM yang menjajakan makanan khas Betawi. Melihat suasana itu, Ridwan Kamil begitu senang. Ridwan Kamil menyampaikan lokasi launching Gerbang Betawi di Marunda sekaligus juga tempat istimewa yakni Rumah Si Pitung yang merupakan simbol kebudayaan Betawi.

"Dalam membangun Jakarta kota global, titik sejarah, titik budaya bagian yang tidak bisa dipisahkan, karenanya pasangan RIDO menyiapkan konsep Gerbang Betawi Gerakan membangun budaya Betawi seluas-luasnya. Satu, lembaga adat dan dana abadi kebudayaan itu akan disiapkan sebagai tugas dari Undang-Undang DKJ," ungkapnya. 

Pelestarian kebudayaan Betawi, kata Ridwan Kamil, tentunya akan terus dilestarikan dan dihadirkan dalam bentuk kurikulum sekolah, sehingga pelestarian kebudayaan Betawi seperti Lenong, pantun, palang pintu, ondel-ondel menjadi sebuah tempat di sekolah.

"Menjadi sebuah kebiasaan dan pertunjukan yang dilestarikan secara jangka Panjang," katanya.

Kemudian, mengenai arsitektur Gerbang Betawi dan pembuatan gapuranya tentu akan dibuat semakin menarik dan menjadi pusat perhatian para masyarakat. "Kami desainkan di kompleks-kompleks kampung-kampung, sehingga terasa secara visual," ujarnya

"Karena ada hal-hal asitektural seperti itu, biar siswa khusus untuk anak Betawi juga kita pisahkan diskresinya nanti dalam pintu khusus, termasuk pelestarian situs-situs yang nanti disepakati," tukasnya.(des)


0 Komentar